Masih Seputar PJTD

tadi itu ada juga sponsornya, bank nagari dan bank syariah mandiri, yah kalau mau dapat tabungan, nabung aja disana, kata kak sarmut (sari imut) tapi kalo sarmit (sari amit) hehe gag lah....
pertanyaan selanjutnya akan dijawab oleh mbak rita, bagaimana dengan wartawan yang menerima "amplop" dari hasil peliputan berita, kalau nerima amplop gak apa sih, kembaliin aja amplopnya, isinya bawa pulang, hehehe, sekali lagi tingkah lucunya mbak rita selaku wartawan kompas, btw dia satu2nya loh wartawan kompas yang disumbar...
habis akhirnya panitia memberikan sebentuk penghargaan, pas mau capture pake camdig, mbak rita udah capek-capek pose, pake peace2 segala, udah smile sana smile sini, sampai gigi kering, eh ternyata cameranya belom nyala (on)...

Versi 8

"model": imra, daniel...

model: yogi, delvi

model:yogi

model: yogi

model: semua yang kuliah di Ged F

gedung FISIP

model: pelataran parkir gedung E

model:ayank, cute, nella...

model:cute. ayank

masih.........................
disana paling pojok ada tulisan, wednesday is english day, alias tiap hari rabu adalah hari berbahasa inggris, ngomong pake english....
ehm, gimana bisa???

Hampa

entah napa nih blog baru bisa dibuka, kemaren2 gak bisa ampe berbusa sabun dikamar mandi. akhirnya hari ini bisa bernafas (lega). gak ada ah yang mau diceritain, lagi M (males). mau bikin posting males juga, udahan males juga, ah mending ngapa-ngapain aja ah. eh tadi gw kekampus kepagian loh, eh tadi w makan gak baca doa, tadi minum gak pake air, kering banget. EMANG PENTING…

besok aja ya…

lo gak sabar banget sih baca blog gw…

huahuahua…yg baca juga gak ada….

Cerita Bulan Puasa

Puasa hari itu sangat melelahkan, panas udara membuat tenggorokan lebih kering seperti di setrika, bedanya kalo di setrika tambah licin. Temanku malah manas-manasin, “kalo kita mati kehausan gimana? Kalo lapar gak begitu membuat nyawa melayang lho? Kalo aku mati utang-utang aku lunas aja yah? Trus kalo ada yang masih ngutang ma aku, tolong lo bilangin ma orang tersebut, masukin duitnya dalam dompet aku trus masukin ke kubur aku. Ntar aku mw beli pulsa di dalam kubur, tapi lo tenang aja, aku bakal certain gimana ospeknya didalam kubur, scara anak baru kan mesti di ospek dulu, kalo di dalam kubur malaikat yang nge ospek”.Jangan kebobolan ya mulut lo kalo ngomong, ntar kejadian mampus lo? Aku takutin dia kaya gitu. Hasilnya, takut juga tuh.Akhirnya dengan rayuan maut temen aku puasa aku batal juga, tambah aku juga lagi sakit panas, flu, sakit tenggorokan, batuk. Temen aku tersenyum senang kayaknya, dia udah berhasil mencari satu teman untuk teman di NERAKA. Tinggal nyari banyak-banyak biar dapet bonus, sungguh perlakuan yang amat keji. Hari itu kita puasin makan nasi satu piring beli kolak 2 piring, nambah gono-gini. Kekenyangan sudah pasti, dengan bangganya temen aku bilang “ WAH LUPA, KITA KAN LAGI PUASA” lupa nenek moyang lo, udah hampir makan lima piring??? Aku balas dengan kebanggaan juga. Malah aku lebih bangga.

PUISI SEBELUM BUKA PUASA:

Dia sudah berbaring pasrah

Kuingin segera menikmati tubuhnya

Ingin segera kugigit dada dan pahanya

Eh, ntar malam biar lebih nikmat Skarang belum waktunya Bisiknya padaku,

Ah, DASAR AYAM GORENG

Bentar lagi buka puasa… terpaksa ku tahan dulu.

Versi 6

model: delvi, ayank...
model: isra & friends............
"model": daniel..........
model: cute, dara, izel, dan nella.........
model: siska dan vhiya........
"model": daniel....
model: nella dan izel........
model: ayank "temanya penampakan" mr. kunti pake baju kuning....
model: cute dan delvi....
model: cute doank....
cukup sepuluh pict dulu ya ntar upload lagi capek neeeh...
bener, gak bohong... capek juga mesti kasi label modelnya...

Journalistic

hari ini capek sekali, dari pagi hingga jam setengah lima, ikutan pelatihan jurnalistik tingkat dasar, disana dikasih tahu caranya menulis yang baik dan benar serta banyak ilmu lainnya. ada mbak rita (wartawan kompas) ada juga pak Firdaus (pimred padek) berikut bawaannya (ilmu jurnalistik) pastinya. makin semangat gw memasuki dunia jurnalistik, karena hanya buat orang yang suka tantangan, dan yang penting bisa traveling.. hehe..
"gag gitu juga ya, pokoknya jurnalistik itu menyenangkan, kalau tidak menyenangkan mungkin kita gag ketemu disini" susul mbak rita dengan suara merdunya nan nyaring.
dari pagi ampe sore juga sih, besok nambah lagi seharian lagi, tapi besok katanya disuruh membawa kamera digital mungkin bakal ada peragaan tentang cara pmotretan yang baik dan benar....
ditunggu aja ilmunya, mungkin saja ada yang berminat jadi potografer, yang notabene judul blog gw (???)
gag perlu la yah...
ya udah lah gag ada pict yang mendukung acara ini coz gw gag ada camera digital,..
trus lagi nih, ada panitia juga, ada kak sari, bang kosma, yang super high self confidence, mantap... dengan sponsor-sponsor yang memberikan voucher ini itu....
apalagi yah laporan "wartawan" tentang berita seputar PJTD IV, gag ada lagi kayaknya.

Cerpen 1

Ongko masih mencari bungkusan obat penenang yang belum sempat dipakai, masih mau coba-coba, buku-buku berserakan kesana kemari, pakaian-pakaian beterbangan diatas ranjang, pintu ditutup rapat dan dikunci, sebuah televisi tua yang mengeluarkan suara berisik langsung di lepas colokannya. Kali ini aku akan benar-benar memakainya, aku sudah tak tahan lagi hidup seperti ini, sesalnya dalam hati. Suara buku dan kertas melayang kesana kemari bisa terdengar jelas dari luar kamar. Diam-diam Awan yang baru saja datang dengan memegang sepatu sportnya dan sebuah bola basket dalam jaring, memang sempat heran, tapi kelakuan anak asrama memang beragam. Yosep, seorang teman yang dikenal seorang yang mengedarkan obat-obatan terlarang itu sengaja memberikan satu bungkusnya secara gratis pada Ongko, hitung-hitung jasa contekannya dalam kelas matematika dengan Mr. Nabil. Dosen fenomenal sepanjang masa. Tapi untuk seorang Ongko bukanlah hal yang baik ditawarkan barang seperti itu. Ongko semakin takut kalau-kalau ada razia dan diketahui dia menyimpan drugs. Sangat menakutkan, sedangkan penolakan atas tawaran Yosep adalah hal yang konyol, bisa-bisa aku akan jadi mayat dilorong asrama. Hari itu juga ongko langsung menuju rumah Mr. Nabil, berharap akan menemui penjelasan darinya, dengan banyak pertanyaan yang diajukan Mr. Nabil yang dari tadi hanya bisa menasehati agar ongko sesegera mungkin membuangnya. Masih dalam perasaan yang ragu, dibukanya pintu, dilihatnya teman sekamar sedang asyik chatting, entah dengan siapa, senang sekali dia menghabiskan waktunya dengan hal yang tak pasti begitu. Dengan reaksi tidak mencurigakan diselipkannya bungkusan yang berisi seperti tepung didalam kantong plastik kecil yang tertutup rapat dengan perekat plastik. Pertanyaannya apa yang akan dilakukan dengan obat ini. Setiap ada bantuan yang dilayangkan pada Yosep imbalannya yang pasti sebuah bungkusan kecil cuma-cuma darinya, entah dari mana dia mendapatkannya, ongko juga sempat ingin menyadarkannya, tapi dia tak mampu menerima balasan yang akan dilayangkannya, untuk orang yang mencoba menasehatinya. Sungguh hatinya sekeras batu, berhati iblis, mahasiswa yang paling tidak punya keahlian, bisa dikatakan bodoh. Hanya bisa mengharapkan orang lain dalam ujian apapun. Mr. Nabil, seorang dosen yang sangat dekat dengan mahasiswanya juga seorang dosen yang hebat, penuh dengan kata-kata motivasi yang dilayangkan setiap pertemuan, dalam hasil survey, rata-rata semua menginginkannya mengajar di kelas yang dipilih. Tapi kamilah yang selalu mendapatkan kesempatan untuk itu. Hari ini sebuah kuliah umum diadakan di auditorium kampus, sebagai mahasiswa teladan pastilah Ongko tak menyia-nyiakan kesempatan ini, pagi sekali Jarot, teman sekamarnya tidak biasanya tak mau ikut, hanya berdiam dalam selimut bendera amerikanya rapat-rapat. Memang ada yang beda dengan Jarot, dia tak lagi sibuk dengan teman chattingnya. Apakah gerangan yang terjadi dengannya. Usai menghadiri kuliah umum minggu pagi, Ongko lalu bersiap menghadiri janji dengan pacarnya, makan-makan atau hanya sekedar hang out hingga siang, Ongko kembali ke asrama, tapi aku harus kembali lagi mencari buku ketoko buku, dia mau mencari buku tentang apa saja yang berhubungan dengan drugs, persewaan motor khusus mahasiswa yang tak bersedia memakai jasa bus kampus, menjadi pilihan tepat, selain bisa dipakai kemanapun sesuai keinginan, juga harga yang ditawarkan lumayan murah diukur kantong seorang mahasiswa. Di toko buku bukan buku yang didapatkan, kulihat Rani orang yang disayang, yang sangat dicintainya itu sedang asik bercengkerama dengan lelaki lain, sangat menyakitkan, lelaki itu Yosep, akupun setengah percaya dengan semua ini, lama kuperhatikan mereka berdua sangat mesra, sakit hati ini melihat apa yang terjadi, tak ada buku, tak ada apapun yang didapat, hanya membuat hatinya sakit, perasaan yang kacau balau, itulah yang dirasakan Ongko, dipersimpangan lampu lalu lintas masih menyala berwarna merah, ditengah jalan raya Ongko menembusnya, sebuah mobil Honda jazz berwarna silver yang melaju kencang harus ngerem mendadak, mendapati motor yang dibawa Ongko melintas didepannya, spontan mobil mewah itu menabrak troroar dan sebuah tong sampah berwarna kuning dan hijau. Masa bodoh Ongko terus saja tancap gas, masuk ke gang kecil, takut kalau ada polisi yang sedang tugas menyaksikan ini semua. Tak peduli apa yang terjadi dengan orang lain. Kejadian ini terlalu menyiksa betapa sakitnya diperlakukan begini, sekarang tak ada lagi wanita terindah. Jarot, yang belakangan ini sering murung, sangat berbeda tingkahnya dengan hari biasa. Tak peduli, aku tak peduli siapapun, Ongko berbaring sambil menenangkan sakit hatinya, tak perlu aku begini, untuk orang yang membuat sakit. Terasa sakit, sekali lagi, sakitnya melebihi sakit apapun didunia ini, sakit yang membuat jiwa tak tenang.

Hingga sore, ajakan Awan mengerjakan tugas kelompok presentasi mata kuliah dasar manajemen terasa tidak penting, semua tak ada yang penting. Senin pagi harus selesai, jadilah Awan mengerjakan tugas presentasi dengan rekan yang lain, tanpa Ongko sang master matematika. Suasana asrama tak ada yang berubah, kelompok elit yang selalu makan di restoran padang, dan baru kembali setelah menghabiskan waktu berlama-lama disana, ada juga kelompok yang selalu rajin mengerjakan sholat, berjamaah selalu, dikala magrib, mereka tampak begitu tenang. Bermacam-macam manusia, bermacam-macam pikiran, unik sekali kehidupan ini, di lantai tiga ada mahasiswa luar negeri seorang negro mungkin, tingkahnya yang lucu saat diajari bahasa melayu, awalnya beragama non muslim, beberapa bulan tinggal diasrama, dia yakin mengikuti muslim, dia seorang mualaf, dia telah selesai dari perjalanan panjang mencari tuhan yang benar, sedangkan kita hanya bisa dikatakan mewarisi, tapi apapun itu juga akan bagus. Disamping berdiri sebuah gedung asrama baru setengah siap, masih pemasangan ini itu, jalan berbatu menuju ke asrama alfa pertama, khusus mahasiswa pria. Batu bebas yang kalau tidak hati-hati yang memakai kendaraan roda dua juga bisa terjatuh. Pandangan ini akan selalu disaksikan tiap hari, kapan akan diperbaiki, kapan akan seperti kampus kelas dunia, hah, sakit ini terlalu dalam, biarlah aku harus tenang, kembali Ongko meyakinkan dirinya, masih banyak yang dituju disana. Menjelang waktu tidur, Jarot pamit pulang kampung padaku, mungkin rindu sama orang tuanya, tapi mengapa harus minggu malam, kenapa bukan dari kemaren, sangat aneh. Sudah diusahakan untuk tidu tapi pikiran masih jauh melayang-layang tak karuan, dijambaknya rambut sambil geram, tak sadar kapan aku tertidur malam itu, paginya masih sama seperti kemaren, pagi sekali aku sudah terbangun, lemas, pusing, kembali datang tamu, mengantarkan pikiran yang kemaren. Wanita terindah. Ongko tak tahan lagi, kenapa susah sekali hilang dari ingatan ini, ya, ada sesuatu dalam pikiran Ongko, lain dari ini, langsung berdiri tegap, mencari selipan bungkusan obat penenang, tapi kali ini tak ditemukan, padahal dia yakin sekali disimpan disini, jadilah kamar seperti kapal pecah. Sudah pukul 08.00 tak ada perencanaan yang pasti hari ini, mungkin aku tak akan berangkat kuliah, menyebalkan sekali, perlahan ada yang mengetuk pintu, Ongko otomatis kaget, mungkin ada orang yang memperhatikannya diluar, ternyata Awan, yang mengajak berangkat kuliah bersama karena ada presentasi kelompok. Dengan halus Ongko menolak kalau hari ini dia ada urusan penting, bagaimana jadinya presentasi kelompok mereka. Seperti biasa hari ini hanya ada mata kuliah dasar-dasar manajemen yang juga dipelajari di jurusan eksakta selain fakultas ekonomi dan lainnya. Awan berangkat dengan rekan kelompok yang lain yang tinggal disrama, belakangan memang Awan juga merasakan ada yang aneh dengan penghuni kamar ini, kamar No.27 yang dihuni, Jarot hartanto siregar, dan Ongko, nama lengkapnya Khairul Izhar. Tapi sudah biasa dipanggil Ongko, atau ong saja. Mr. Nabil hari itu ternyata datang ke kampus, walau sebenarnya hari senin dia tak ada jadwal mengajar. Mungkin ada sesuatu hal atau bosan dirumah, maklum saja dirumahnya tak ada istri, tak tahu apakah belum menikah atau sesuatu terjadi pada keluarganya, akhirnya aku tahu istrinya sedang sakit, bersama sebuah motor bebek kepunyaannya, seperti biasa orangnya sangat baik kalkson motor selalu dibunyikan setiap bertemu mahasiswanya, lector yang baik sekali, jika terdengar suara klakson motor berkali-kali tandanya Mr. Nabil sudah berada dikampus. Saat diberi tahu oleh Awan lewat SMS, kalau Mr. Nabil mau bertemu dengan Ongko, Ongko langsung mengganti baju dan menuju kekantor para dosen disana sudah menunggu Mr. Nabil dengan jaket keluaran persatuan olahraga, mungkin dulunya Mr. Nabil seorang atlit, tertulis dibelakang persatuan pencak silat, jelas, Mr. Nabil mungkin menyukai silat, segera kutemui dan berbicara sejenak, ada urusan yang akan diselesaikan denganku, dengan menyatakan tidak kebaratan kupehuhi, aku juga ingin bercerita, menceritakan masalahku ini. Tak kulihat ada masalah dari wajah cerah Mr. Nabil hari ini, dan memang selalu begini, hidupnya seperti tenang tentram dan damai. Lector yang baik, pujian itu pantas untuknya, ada juga lector yang senang melihat penderitaan mahasiswanya, mungkin latar belakang sangat mempengaruhi cara mengajar dosen-dosen disini. Ramai juga hari senin, dengan mengenakan helmet yang tersedia di bagasi motor Mr. Nabil akupun berangkat dengan motornya. Aku sungguh ingin melupakan apa yang baru terjadi, tadi pagi baru saja aku mengaktifkan handphone, tapi tak ada pesan yang pending penerimaannya. Hanya setelah itu kabar dari Awan yang diterima. Memang aku tak butuh lagi SMS dari dia, sangat tak penting bagiku. Dari tadi Mr. Nabil hanya diam, tak seperti biasanya, mengapa banyak orang bertingkah tak biasa, apakah aku yang berubah, Ongko bertanya dalam hati. Mungkin benar akulah yang berubah, aku berubah sejak kemaren. Akulah yang tak biasa. Mr. Nabil membawaku ke rumahnya karena tak punya surat izin mengemudi kami hanya melewati gang-gang sempit, dibelakang toko yang sepi hanya ada anak-anak jalanan dan preman-preman pasar yang melepas lelah, mungkin ini telah menjadi rumah mereka, diantara mereka kulihat wajah yang sangat kukenal, sangat kenal, sangat popular dimataku, tapi mengapa, segera kutepis, seperti wajah teman sekamarku, memakai jaket warna putih, yang sering dipakai saat marathon minggu pagi. Ini gak benar, jelas-jelas kemaren Jarot mengatakan mau pulang kampung, ke Medan. Diperempatan depan ada gang langsung kejalan raya, harus menyeberang jalan raya ini sebelum masuk kedalam gang rumahnya Mr. Nabil. Ada bus kampus melewati jalan ini lebih dari sepuluh buah, tak begitu jelas terlihat tulisan depannya, terlalu kecil dan melambai-lambai ditiup angin. Sampai didepan rumah Mr. Nabil, kulihat kekentalan suasana kekeluargaan dengan tetangga-tetangganya, sapaan dengan bahasa jawa, yang halus, akupun tak mengerti apa yang sedang dibicarakannya, akrab sekali. Sejenak memang aku bias melupakan masalahku, tapi saat dia membayangi kembali lagi kekecewaan dan sakit hati. Maksud dan tujuan utama kesini hanyalah membicarakan hal pelajaran, karena besok saat mata kuliah kalkulus, Mr. Nabil berhalangan datang, dengan itu, Ongko dibawa kesini untuk dijelaskan caranya untuk besok bias menjelaskan kepada teman-temannya yang lain. Sehabis itu aku mencari ruang agar aku bisa memulai menceritakan apa yang terjadi padaku, tapi Mr. Nabil segera beranjak ke belakang, mau mengambil minuman mungkin. Aku jadi bosan menunggunya, rumah kecil sederhana seperti ini, yang tinggal hanya Mr. Nabil seorang, kulihat keluar dari kaca samara-samar karena terhalang gorden transparan. Ada tetangga disana sedang memotong rumput, ada kakek-kakek yang sudah tua menikmati kopinya diteras dengan kursi goyang memakai sarung, ada juga ibu-ibu yang sibuk menyapu dan menyirami bunga-bungaan dan hijauan yang tumbuh dihalamannya. Selebihnya, ada sebuah mobil tua yang mungkin bermerek mobil keluaran saat perang melawan belanda, aku tak begitu banyak pengetahuan tentang otomotif, yang pasti mobilnya sudah tua, tapi tetap bersih, satu-satunya kendaraan dikompleks ini, selain motor bebeknya Mr. Nabil, sebuah motor king datang menuju halaman Mr. Nabil, setelah kuperhatikan dan helmetnya dibuka ternyata Yosep, teman sekelasku, satu angkatan, segera kukejar dekat pintu, ingin kupanggil, tapi baru saja melihat aku berdiri disana, dia langsung pergi. Seketika Mr. Nabil keluar dengan buku-buku dan kertas-kertas hasil ujian minggu lalu, semuanya bagus, tapi aku dapat yang lebih baik dari semua teman-teman. Disini aku cukup nyaman, mungkin orangnya begitu sangat antusia menerima tamu, dan memperlakukannya. Aku pasti bisa melupakan semua ini. Dengan tenang, tapi aku masih ragu kemana hilangnya bungkusan kecil yang diberikan gratis padaku tempo hari. Aku heran juga mengapa langsung pergi, akupun bertanya pada Mr. Nabil, Yosep datang baru saja tapi langsung memutar kembali motornya. Mr. Nabil terperanjak, seolah tak percaya, sesegeranya mengalihkan lagi pembicaraan pada hasil ujian, mungkin saja dia benci mahasiswa yang seperti Yosep, dengan bangga dia mengatakan padaku, bahwa aku brilian dalam hal matematika. Begitu bangganya dia padaku, aku dipuji-puji. Secara fisik Mr. Nabil masih muda, tampangnya menawan juga, tapi kemana pergi istrinya. Atau masih hidup melajang, setelah pendidikan masternya. Yang kutau dibelakang namanya tertera gelar master, tandanya dia sudah menyelesaikan studi masternya. Aku mau bertanya tapi takut menyinggung perasaannya, dan akan mengungkit lagi masa lalunya. Yang mungkin tidak menyenangkan. Dengan terpaksa untuk menghilangkan rasa penasaranku akupun bertanya iseng padanya tentang keberadaan keluarganya, dengan berat dia bercerita juga, mungkin ini hanya dibagi ceritanya untukku. Saya punya kekasih dulu, bahasa indonesianya begitu baku, tapi aku mengerti, saat masih menjalani studi S1, semuanya berjalan lancar, saya mencintai dia dan dia juga mencintai saya. Saat itu dia kuliah jurusan kimia, dan saya sendiri di jurusan matematika, begitu baik orangnya, sesuai dengan apa yang saya inginkan, setelah tamat dan di wisuda, dia masih manjalani tugas akhir, jadi kami berbeda tamatnya. Saat saya mengajak untuk menikah, diapun menolak, karena berhubung studinya belum selesai, sayapun memaklumi, saat masih datang kekampus masih bertemu dengan teman-teman angkatan yang lain, serta lector-lektor, diantara mereka ada yang menawari saya untuk mengikuti seleksi S2 di universitas terkemuka di Malaysia, jurusan ekonomi, tapi berjauhan dengan dia rasanya tidak tahan, satu tahun kuliah disana sayan mengundurkan diri, dan kembali ke Indonesia, ada unsur karena saya juga tak suka jurusan ekonomi. Lalu saya mengambil jurusan matematika di Indonesia saja, tahun itu juga saya bisa langsung diterima, sebelumnya kami sudah bertemu dan sepakat menikah tahun depan, dia sudah lulus program kimianya dan menjadi sarjana science. Menunggu satu tahun sangatlah lama bagi saya, dia hanya dirumah membantu orangtuanya menjalani bisnis menjahit orderan gorden pintu dan jendela kaca, malah dia lebih pintar dan rajin dari ibunya. Beberapa bulan kemudian, karena ibunya seorang pemungut, atau bisa dibilang ketua arisan sesama ibu-ibu dikomplek itu, ibunya memang penyayang, uang yang dikumpulkan tiap minggu dari ibu-ibu yang lain terpaksa dipakai untuk adiknya yang sakau, pemakai obat-obatan terlarang, tentulah hal ini membuatnya terjerat hukum, rumah dan tanah pun disita yang berwajib demi memenuhi denda, dan ganti rugi. Setelah itu adiknya meninggal, dan mereka tinggal berdua, karena ayahnya telah lama meninggal, sayapun sering datang kerumahnya, walau sekedar menanyakan kabarnya. Dirumah kontrakannya yang baru yang sangat sederhana hanya ada satu kamar, ibunya mamulai bisnis baru berjualan kue, dan sering berada diluar rumah. Ditambah dengan lingkungan yang tidak aman bagi mereka, sayapun punya niat untuk segera membantunya meringankan keadaan ekonominya. Tapi belum sempat terlaksana, berhubung banyaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk studi didalam negeri ini. Dan masih menggantungkannya sebagian pada orang tua dan bantuan saudara-saudara, maka dari itu saya tidak bisa membantunya. Selang beberapa minggu, saya banyak tugas dari dosen saya, sudah seminggu tak datang kesana, saat datang kembali, saya sangat terkejut dengan perlakuannya, dengan memohon sangat dia ingin aku menjauhinya, tapi aku belum tahu alasannya, ibunya juga demikian, melarang saya untuk datang lagi kesana. Saya sangat menyesali mengapa mereka berbuat demikian, tapi saya masih belum puas dengan itu, saya masih mau penjelasan yang pasti, minggu demi minggu aku kesana tapi tak dapat penjelasan satu katapun. Berminggu-minggu saya mendatangi kontrakannya, hingga dua bulan, aku mendapat angin segar, tapi penjelasannya sungguh menyakitkan, hanya mengatakan dia akan menikahi pria lain, karena satu dan lain hal, dia mengatakan “saya bukan yang terbaik untuk kamu”. Sayapun mamaksa dia menjelaskan semuanya. Ternyata dia telah diperkosa oleh seorang preman juga seorang anak pemilik kontrakan. Dan itulah kenyataannya, saya mau menerima keadaannya tapi dia tak mau dengan alas an dia tak mau mengecewakanku. Menyedihkan sekali, kulihat air matanya jatuh dipipinya yang putih, aku berdosa telah menanyakan hal ini, memang masih muda lector yang satu ini, bedanya dengan umurku hanya beberapa tahun saja, lebih bagus dipanggil abang saja, tapi karena dia hebat sekali berbahasa inggris, jadilah mahasiswanya memanggil Mister Nabil. Akhir ceritanya dia tersenyum, saya tak ma uterus begini, sudah tak bisa diharapkan lagi, saya bukan jodoh buat dia. Saya meneruskan kuliah, hanya itu tugas saya, saya tak mau berlarut-larut dalam masalah ini, tahun berikutnya saya menemukan jodoh saya, kami menikah dan belum punya anak, karena sudah punya rumah, saya bersedia membawa dan membimbing adik saya, tapi kenyataannya sangat berbeda, istri saya kecanduan narkoba, dan memang pergaulannya yang begitu bebas. Sekarang dia masih dipusat rehabilitasi, dan adik saya berinisiatif untuk tinggal sendiri, asal kamu tahu, dia sangat susah diatur, dan jangan kaget jika saya beritahu, dia itu teman kamu juga, Yosep. Aku benar-benar terkejut, kenapa selama ini Mr. Nabil, dan Yosep selama ini seperti bermusuhan, seperti tak ada hubungan apapun. Sekarang yang saya mau tahu dari kamu. Berapa kenal kamu dengan Yosep?, saya mau tahu sebarapa kenal dia dengan narkoba. Masalahnya saya takut hidupnya akan hancur, seperti yang lain. Aku juga menceritakan apa saja yang dialakukan Yosep, bukannya mau mengadukan perbuataanya, tapi aku ingin dia segera sadar. Aku juga tahu Mr. Nabil adalah orang yang bijaksana, pastilah hal ini akan menjadi kemajuan untuk mengembalikan kondisi Yosep. Belum sempat aku menceritakan, sebuah pesan datang diponselku. Ternyata dari Yosep, dia mangancam jika aku menceritakan yang terjadi. Mulai saat itu aku terlanjur masuk kedalam masalah ini, bagiku Yosep teman yang menyenangkan, tapi sekarang semuanya berubah, dia memusuhiku. Memang benar ternyata Mr. Nabil telah melaporkan bahwasanya adiknya seorang pengedar, aku tak tahu pasti, mengapa aku juga masuk kedalam masalah orang lain, masalahku sendiri bisa kuatasi saat mendengar cerita Mr. Nabil. Beberapa minggu kemudia terdengar kabar Yosep mendekam di tahanan polisi, dan aku disuruh memberi kesaksian, tentu tak bisa berbohong, akupun terseret kedalamnya, setelah beberapa hari kemudian teman sekamarku juga menderita sakau, ini bermula dari obat yang ditemukannya dikamar. Ini milik Yosep. Jadilah hidupku akan hancur, tapi Mr. Nabil membelaku dan mengatakan bahwa aku tak bersalah, tak bisa begitu saja, dia mau bertanggung jawab atas diriku. Aku bebas setelah beberapa proses, aku bersyukur, setelah semua berakhir, semua berubah, wanita terindahku juga tak pernah kudengar lagi kabarnya, padahal dia tak tahu tentang hal ini, dia tak tahu kalau aku melihatnya berhubungan dengan pria lain, tak lain temanku sendiri. kini semuanya telah kembali seperti semula, Mr. Nabil tak lagi mengajar di kampus kami, dia sebagai anak bangsa yang terpilih untuk berangkat keluar negeri sebagai tenaga pengajar, mengapa orang luar mengambil manusi-manusia yang terbaik untuk dimasukkan kesana. Mengapa juga Mr. Nabil mau memenuhinya, apakah dia tak ingin berbakti kepada negaranya. Itu ada alasan sendiri untuknya. Aku tak punya teman sekamar lagi, single room saja sementara. Tanpa teman sekamar, tapi ini jauh lebih baik. Bagaimanapun Jarot tak begitu buruk, salahku juga membuat dia begini, aku berdosa padanya. Kini kesepian sekali, kucoba untuk berteman dengan orang yang lebih baik, awalnya hanya chatting saja, tapi ini bisa membuatku terhibur, dan bisa juga improve dengan orang dinegara lain, hidupku akan kukembalikan seperti semula.

Motor


Lagi-lagi Indonesia saat ini, kondisi lalu lintas dijalanan sangat dipadatkan dengan banyaknya kendaraan sepeda motor, dimana-mana, pasti popular dengan sepeda motor, tak hanya di kota-kota besar, mudahnya proses pembelian dan mudahnya mendapatkan surat izin mengemudi hanya dengan membayarkan sejumlah uang menjadi alasan utama bagi kepemilikan barang ini. Tidak bisa bayar lunas? Kredit menjadi pilihan, tidak bisa beli baru? Banyak jasa yang menyediakan motor second, dengan harga lebih murah, bahkan dapat dicicil juga. Sepeda motor terus dimasukkan ke Indonesia, hingga memadati pasar, maka dipermudahlah cara penjualannya. Kita lihat Negara-negara maju, ada juga yang memiliki kendaraan sepeda motor, tapi pemerintahnya selalu perhatian dan peduli dengan masyarakatnya, maka untuk mendapatkan izin mengendarai sepeda motor sangatlah sulit dan sanksi atas pelanggaran mengingat, menimbang, dan memutuskan tingginya resiko bagi warga yang menggunakan motor, tak selesai hanya dengan Lima Puluh Ribu Rupiah, inilah yang berbeda dengan Negara-negara berkembang, polisi yang jelas-jelas menemukan pelanggar, bisa ditidurkan dan dibujuk hanya dengan insert Lima Puluh Ribu Rupiah, sedangkan dinegara maju mungkin akan menghabiskan gaji pegawai negeri sipil satu bulan kerja jika melakukan pelanggaran, jadi tidak main-main. Hukum memang sangat diperhatikan dan bukan menjadi “mainan”. Memang, fungsinya sangat besar, sangat besar sekali malah, jika kita mematuhi prosedur dan hukum, dan jika para polisi menjadi tegas, dan tidak mendapat “mainan”. Maka padatnya kendaraan bisa sedikit diantisipasi. Selain itu dari kepolisian tercatat, umumnya kecelakaan lalu lintas memakan korban sepeda motor, jika masih sayang nyawa anda cobalah patuhi peraturan, jangan “terbang” dengan motor anda. Orang yang tidak punya motor bukanlah orang yang miskin atau orang yang bodoh, malahan ada juga yang sebaliknya. Setidaknya masih ada orang yang tidak ikut memadatkan lalu lintas, dan menghindari kota dari kemacetan. LIMA PULUH RIBUKAH HARGA HUKUM KITA???

Ong ko


keterangan:
Nama: ongko
manusia yang satu ini memang tak pernah merasa berkekurangan apalagi masalah berat badan, mata terang 100.000 Watt dengan xenon flash yang serta memakai lensa utama 1000 Megapixel. dengan autofokus. kecepatan akses otak 50GB/second, serta media penyimpanan yang data yang besar up to 999GB, mulut 1000cc yang diduga super boros, telinga stereo dengan dentuman bass yang keras, membuat anda mati seketika jika mendengarnya....sayangnya saluran pembuangan yang tidak ramah lingkungan..... (hahaha) menyatakan perang to kayrul-ong.blogspot.com
(huahua)

Bisa aja

nilai gw sekarang berubah, jadi bagus-bagus, tapi belum pasti, atau hanya salah letak, tapi sekarang gw mau konsentrasi dengan TOEFL, target gw 550 terserah bisa atau enggak yang penting gw punya target dulu, kalau udah usaha berdoa, kan ada ORA ET LABORA, nah gini baru asik... kuliah hari ini dasar-dasar jurnalistik, tadi ada presentasi kelompok ranti cute dengan anak 06, perdebatan yang panas sekali, tapi gw hanya terdiam setengah tidur dibelakang, habisnya terlalu banyak pelanggaran yang ditemukan disana, gak menentu kritisnya, bikin lelah, tambah lapar. sebenarnya ini mata kuliah yang gw senengin, nunggu pertemuan ke enam barulah gw akan tampil sebagai, pemakalah, presentasi bersama tiga orang teman gw yang lain...
o iya masalah toefl, ada yang mau bagi soal-soal toefl gak ya?? dimalaysia ada gak ya kayak gini, singkatannya apa ya test of english foreign language.... kalau ada kita kan bisa improve, yang penting target 550...

o iya buku gw udah gw terbitin satu, terbit sendiri, tulis sendiri, hanya orang tertentu saja yang boleh bacanya hehehe...

belakangan ini gw malas banget browsing, kalau internet palingan chatting aja, improve dengan anak-anak malaysia, segimana hebatnya sih orang malaysia?? nah gw mau tahu aja... kalau gw juga bisa jadi orang hebat (huh)....

Keterangan

model: Via, Nella, Cute, Riska, Delvi, Dll......
camera korban: 7210 supernova milik Ayank
lokasi tumbal: Universitas Andalas
Siang terik matahari.....
hehe banyak yang pesan di foto kalo lagi dikampus, poto gw dong, poto in dong....
yah mau apalagi obsesi sutradara mesti berjalan sesuai rencana mulai dari judul, kata pengantar.... bab1, hehe emang skripsi??????????
kalo mau dipoto silakan pesan disini
(SYARAT KETENTUAN BERLAKU)

Versi 5

pas gw panggil langsung liat jepret.... dapat deh...jangan marah yee kalo liat, ntar dikasi contekan dehg cup..cup...














Versi 4

model: via, cute, riska, delfi, anak nongkrong (bukan mTV)..................