H-8


sebentar lagi menuju acara puncak pekan jurnalistik, artinya pusat kesibukan ada di hari-hari seperti ini, profesi baru sebagai pengedar (pamflet). bertolak dari gedung PKM, menarik garis melingkar menuju fakultas hukum sebagai sebagai korban, demi sebuah totalitas dan sedikit brutal, di mading tertempel banyak pamflet dan iklan, pemberitahuan, dengan biadab, aku dan seorang rekan, menempeli dengan pamflet kita yang bertitle kan Pekan Jurnalistik.
perjalanan mencari sponsor dan pendukung acara, dimulai pada hari senin yang sangat cerah, seperi jilatan corona menelisik disela-sela sensitifitas kulit ari yang tipis, menunggangi sebuah motorcycle pinjaman, langsung menuju toko komputer dan aksesoris sinar mulia.
selamat siang, ada kak Vita?
sebentar ya tunggu disini,"
oke"
sambil melihat-lihat barang-barang terpampang rapi dan keapikan penampilan design laptop-laptop yang bergelimpangan kaku, memesona juga, harganya yang bejibun, sudah tentu.
kak Vita datang membawa proposal yang tempo hari...
setelah terjadi tawar menawar, komplain, dan persetujuan penandatanganan kontrak, barulah sedikit bisa tersenyum puas,
kami rencananya ambil enam meter dek"
(dalam hati) wah senengnya, enam meter, patokan harga kami lima puluh ribu per meter, jadi bisa dapat dana 300ribu dari toko ini,. aha...
langsung landas menuju bank BNI, tapi proposal kita belum sampai, yang past sudah dimasukin, ya udahlah, statusnya menunggu konfirmasi, jadi logonya belum bisa kami masukkan dalam supported by atau sponsored by nya pekerjaan humas nantinya,
lanjut ke Telkomsel, tapi masalah lagi, mereka tak bisa memberikan sokongan lewat uang tunai, bisanya berbentuk produk, seperti pamflet, piagam, voucher, kartu perdana. mau apalagi, diluar yang diperkirakan, ya udahlah, levi sebagai ketua pelaksana acara, turun tangan dalam masalah ini, sebelumnya kita sempat menunggu di ruangan VIP telkomsel, pelayanannya ramah banget, eh kira-kira dituntut gak ya, seperti kasusnya prita. udah lah, nanti keceplosan.
dari pekerjaan seperti itu, kita sedikit demi sedikit bisa merubah pemikiran menuju yang lebih baik, aku banyak menjumpai keragaman manusia, ada yang mudah percaya, susah percaya, hingga kepala batu.
0 Responses