Akhir Bulan Maret

hari-hari berlalu, bulan berlalu, kita meninggalkan sebuah waktu yang takkan pernah kembali, hal yang paling jauh adalah waktu, satu detikpun takkan kembali, kita melaluinya tanpa memikirkan apa-apa, seolah hanya angin lalu. jika kita menghitung, maka hidup kita tak akan dibuat membuang-buang waktu, ungkap apapun yang kamu perjuangkan hari ini, itulah hal yang bijak yang harus dipilih, mengertilah akan waktu, pelajarilah ilmu waktu, pelajarilah semua yang kamu anggap itu bagian dari waktu, kamu akan menjadi ahli waktu.

Haruskah?

haruskah aku merasa hampa, haruskah aku selalu dalam dilema, haruskah aku meniti lembaran hidup dengan tekanan, haruskah semua ini terjadi, haruskah ada rasa sakit yang terus menghinggapi sulur hatiku, haruskah pengorbanan yang diakhiri sia-sia, haruskah kebahagiaan itu selalu tersembunyi, haruskah aku menahan semua rasa, haruskah aku terpaku, haruskah roda hidupku berjalan lamban, haruskah semua ini?

Konsekuensi Keterlambatan KRS

semester ini ada yang sedikit berbeda dengan tradisi pengembalian kuliah bagi mahasiswa yang akan aktif kembali untuk memulai kuliah semester genap, sangat disayangkan bagi anda yang terlambat mengembalikan KRS, mengapa, karena bagi yang tidak mengembalikan KRS setelah tanggal terakhir pengembalian, akan dikenakan bayaran pengurangan SKS sebanyak 3 jam kredit, namun banyak diantara mahasiswa yang tidak setuju dengan kebijakan dekan ini, juga sedikit kronologisnya, konsekuensi ini di ambil tanpa diberitahu sebelumnya, karena apa, mahasiswa masih memilah-milih mata kuliah apa yang akan diambil untuk semester ini, kita menyadari betul kemauan pimpinan fisip untuk meningkatkan disiplin dilingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, namun, keluarnya kebijakan ini setelah tanggal terakhir pengembalian KRS, apa yang harus diperbuat mahasiswa?, jika hal ini diberitahu sebelumnya maka, yang masih terlambat mungkin sudah siap untuk menerima regulasi pengurangan SKS ini, kita bayangkan, 3 sks sama dengan satu mata kuliah, boleh kalau mereka yang sudah memikirkan untuk kuliah mata kuliah pilihan, bagaimana dengan mereka yang masih mengambil mata kuliah wajib, itu artinya mereka akan membuka semester genap baru untuk mengulang tahun depan, terlebih bagi mahasiswa yang sudah di semester enam, mungkin akan mengulang semester delapan, dengan mengurangi jatah mengambil mata kuliah lain. sangat disayangkan, saya sebagai mahasiswa FISIP disini yang terlibat dalam pengurangan sks, merasa keberatan, mengapa konsekuensi ini keluar setelah deadline KRS, kebijakan seperti ini sedikit tidak demokratis menurut saya, demokratis dalam arti belum ada sosialisasi sebelumnya bahwa kebijakan ini akan keluar...

Mentari Baru

Jangan tanya apa yang telah diberikan Amerika untuk anda, tapi tanyakanlah apa yang telah anda berikan untuk Amerika, demi kemajuan Amerika, wahai dunia, jangan tanya apa yang telah Amerika Berikan kepada dunia, tapi tanyakanlah apa yang telah anda perbuat untuk dunia, demi kesatuan seluruh dunia,... begitulah mungkin pidato sang presiden, memang tak sama persis, itu hanya kutipan,
mentari baru bukanlah mentari yang baru datang, mentari itu menunjukkan sinarnya yang lembut dipagi hari, siapkan diri kita menyongsong hari ini, mengayunkan tangan melangkahkan kaki, bersyukur kepada Allah, berterima kasih kepada alam, dan saling menjaga perasaan, ingatlah lagi Nabi Muhammad, tentang berbagai prilaku baiknya, bulu roma kita pasti merinding, seorang utusan yang sangat tegar hatinya, sangat baik prilakunya, tak maukah kau menjumpainya di surga?

hari berlalu meninggalkan sejuta titik terburuk terbaik biasa saja, seperti yang kukatakan, hiduplah untuk kalah dan menang dan akhir nya untuk menang,...

MAU TAU POSTING BLOG PERTAMA SAYA?? SILAKAN KLIK DISINI

Mission

Aku tumbuh kembali, bergerak seperti rayap yang kadang-kadang menepi disela-sela pohon kelapa yang tumbuh sepanjang pantai Hoste, kumerasakah suasana alam nan menawan, andai aku dibolehkan tinggal disini, andai aku tak punya urusan lain, pastilah aku akan menghabiskan setiap detik menemani ombak yang terus bergantian menghempas tepi pantai. Pohon pinus yang tumbuh terus berusaha menahan diri dari terpaan angin yang merenggut dedaunan dan buahnya, salah siapa kamu tumbuh disini, angin dengan sombong terus berlalu menggelitik semuanya. Siapa gerangan yang menantimu, kembalilah untuk dunia, disana mereka bertumpahkan darah mempertahankan negeri taman mimpi yang terlupakan, angin selalu membisikkan suara halusnya, menerpaku, tapi aku tak menolak.

Kusentuh lidah ombak yang menjilat-jilat tanpa henti, pasir diseluruh penjuru pantai hanya mengharap ombak akan berhenti, tak ada perlawanan,

Menanti arah berputar, sembari ku angkat tangan membatasi sinar mentari masuk keliang mata, simpang siur, masih adakah guna aku hidup, apakah hidupku hanya untuk mencari arah? Sepertinya aku harus making decision. Bagus, sampai kemana saja asal aku bisa kembali menemui orang-orang yang kusayangi, yang pasti menyayangiku. Aku manusia yang berada dilaut lepas sindirian dengan sebatang dayung, dayungku sudah aus digigit ikan-ikan kecil, tak ada arah yang menuntunku. Aku akan berlabuh disana ditempat yang kumimpikan, dengar itu! Kamu harus dengar itu, baru saja kusebutkan. Laut ini luas sekali, tapi lebih luas keinginanku untuk pergi berlabuh kesana. Aku memang begitu, selalu saja begitu. Aku bisa mengalahkan laut.

Orang Hidup Punya Cerita

Pengalaman yang menjadi makna hidup (by Seorang sahabat)
Aku manusia, mereka manusia, kita sama-sama manusia, pandanglah kekiri dan kekanan kemanapun yang bisa kau pandangi, kuiringi jejak angin yang menepikan jiwaku dari sisi kehidupan yang sudah lumrah ku alami, dia begitu, mengapakah jikalau tidak begitu, samarkah matanya melihat saudaranya yang tidak seberuntung dia, nyanyikan lagi beberapa lirik untuknya, mereka sama-sama mencari kehidupan, tapi pengorbanan tidaklah sama, dia dewa magnet yang menarik banyak uang, dia lagi beriring peluh menikmati jalanan, secerah putih yang bersinar berkilauan sedikit yang didapat namun banyak yang tersisa, berapalah uang yang dia lagi kumpulkan sehari, tidak seberapa memang, tapi dia menyisakan rasa puas dengan apa yang dia sebarkan kepada manusia lain, dedaunan segar yang rela diterpa manjanya tangan pembeli. Sedangkan dia, mengumpulkan jutaan rupiah, dengan mengabaikan cinta, dan larut dirasuki perasaan sombong, merah merekah layu dan hilang tiada warna tiada sisa.

Cerita ke-2 (By seorang teman)
Hidupku sepi, aku tidak merasa miskin, aku hanya tidak punya uang, tapi senyum akan selalu bertaburan berlimpah ruah sebagai syukur atas nikmat hidup hingga hari ini, ceritaku ini sedikit sedih, aku pasti tahu mereka tak pernah mengalami hal seperti ini, hanya akulah yang mengalaminya, wahai kalian, kalian pasti tahu bagaimana hidup mahasiswa kos, mungkin bukan kebanyakan, tapi kebanyakan anak-anak miskin, sekali lagi secara ekonomi, tapi bersyukur, aku orang yang suka tantangan hidup, jadi hal ini bukan masalah yang besar, tapi aku teringat akan cerita bangga milik paman, milik pamanku yang kucintai, sama-sama punya anak sebaya denganku, tak terlepas dari indahnya kehidupan serba bisa mereka, jika kubandingkan, sewa kamarnya disana delapan kali lebih besar dari sewa kamarku, aku mengerti sepenuhnya, kenapa dia begitu. Tapi aku lirik mata hatiku sendiri, disana aku merasa terasing, aku merasa dihina dan tidak dianggap karena berbeda status sosial, mata hatiku menepi dan sembunyi, disana dia meneteskan air mata. Air mata hati yang tak pernah kutahu bagaimana bentuknya, aku tersiksa saat dia menangis, menguras seluruh kalori jatah bagian tubuhku yang lain.
hari itu yang akan slalu kuingat dalam hidupku nanti, yang mana tak ada lagi uang yang harus dibelanjakan, uangku habis untuk keperluan lain, memang berkecukupan, sedikit saja lari dari anggaran, maka terimalah akibatnya, aku harus makan apa? Apakah aku akan makan nasi putih sembunyi-sembunyi agar temanku tidak melihat penderitaanku, kurasa itu sangat menyedihkan sekali, sejenak aku mencari cara dan cara yang ku pikirkan semuanya tak ada yang berhasil, tak perlu juga meratapi, tuhan takkan membiarkan hambanya tidak makan hari ini, pasti ad sesuatu yang bisa dimakan, kuputuskan untuk membaca buku saja sambil mencari cara untuk makan, kubuka lemari kayu buatan orangtuaku sewaktu hidup dahulu, kurasakan beliau ada mendekatiku, melihat keadaan anaknya yang mencari makan, pasti beliau sedih. Begitu kupilah buku-buku yang untuk saat ini itulah kekayaanku, kulihat sebungkus mie instant terselip dibelakang sana, kurasakan betapa cintanya tuhan kepadaku, senyum menggebu-gebu, darahku menyeruak hingga membuat merah pipiku, hidungku terasa dingin, air mataku menetes, sebungkus mie untuk makan kali ini. Banyak sekali kejadian yang membuatku panic, tapi saat inilah yang paling mengganjal dihatiku, aku akan menangis bila mengingat ini lagi, yang kutahu apapun hasilnya nanti kuyakin pengorban orangtuaku lebih besar daripada pengorbanan orangtuanya, disanalah aku bisa merasakan bersarnya cinta orangtuaku untukku.

Metro Copy

Boleh dilihat
Tapi jangan disentuh
Boleh disentuh
Tapi jangan dicicipi
Boleh dicicipi
Tapi jangan ditelan
Benar kan

Materi

Teori dialektika hegel memang menarik, bagaimana aku bisa lupa dengan teori ini, jika ada tesis, dan tesis itu dibantah berupa antithesis, maka akan menghasilkan sintesis. Oh, rupanya teori ini pernah kusukai saat kuliah di awal-awal dahulu. Hari ini aku tak ingin membahas tentang hegel ataupun teorinya, aku akan membahas tentang Pers di masa Orde Baru yaitu saat rezim Soeharto.
PWI lahir pada tahun 1970-an, namun pada masa orde baru saat rezim Suharto pers di Indonesia dibungkam, karena pers memberitahukan hal-hal yang dapat membuka kedok para pejabat negara waktu itu, bagaimana penimbunan beras bulog yang dimaksudkan agar harganya dapat melonjak naik, hal ini diberitakan oleh pers kepada masyarakat, dan mulai saat itu, tak ada lagi pers yang boleh bekerja, termasuk pers-pers di lingkungan kampus, semua kena getahnya, barulah saat masa reformasi sekarang pers sudah dilindungi undang-undang pers No. 40 tahun 1999. Masalah PWI saat itu terpecah menjadi dua yaitu yang pertama tetap bernama PWI dan yang kedua bernama AJI (Aliansi Jurnalis Independen) salah satu permasalah yang meluncurkan adalah bahwa disatu pihak mengatakan bahwa infotainment merupakan bagian dari jurnalistik, karena mereka juga melakukan peliputan, sama seperti jurnalis lainnya, namun kubu yang tidak setuju dengan infotainment mengatakan bahwa infotainment bukan kegiatan jurnalistik, karena terdapat unsur hiburan dan mengumbar aib seseorang atau individu, salah satu pendiri AJI Dimas Prasetyo yang menolak bahwa infotainment adalah sebuah kegiatan jurnalistik, para wartawan muda lebih tertarik dengan AJI dan banyak bergabung dengan AJI daripada PWI namun saat sekarang ini menurut saya keduanya dominan, karena para artis juga membutuhkan media untuk mereka menaikkan namanya, namuan AJI juga banyak yang mengusung nama-nama yang besar seperti wartawan-wartawan investigasi, dan para reporter di metro TV, mereka banyak yang bergabung di AJI dibanding PWI, sebagai tempat untuk mereka bernaung.
Penguasa sepertinya banyak mengintervensi terhadap pekerjaan jurnalistik, pemecatan wartawan yang ikut menandatangani Deklarasi Sirnagalih, yang membentuk dan menyuarakan terbentuknya AJI pada Agustus 1994, mereka tak hanya dikeluarkan dari PWI tapi juga dari pekerjaan mereka yang selama ini mereka lakukan.

Update Terbaru

Lelah menyeliputi rangkaian organ-organ tubuh kasihan sekali mereka bekerja memenuhi kebutuhanku hari ini, kaki, tangan, pikiran, mata dan semunya, sungguh aku tak mau menyakitinya, andy’s diary, sebuah tayangan bonus dari buku kedua andy f noya andy’s corner, kulihat semua mereka yang kurang beruntung, tapi mereka bisa. Aku hanya terpaku introspeksi diri, aku transparan saja melihat situasi ini, aku tidak lebih baik dari mereka, apakah aku terlalu sombong, tapi kurasa tidak yang akut.

Hari ini ada yang baru, setelah isya aku melihat hasil print foto almamater wajah-wajah gembira riang dan bahagia, terlukis dari semua wajah teman-temanku yang sangat kucintai, kulihat seorang teman, namanya randi, dipojok paling kanan dibelakang senyum tenang menawan, ah dia, sempat kulayangkan senyum memandang temanku ini, sudah. Malam yang larut setelah menikmati hidangan tontonan yang digelar di layar kaca, aku tidur menarik ujung secarik selimut berdo’a sejenak, menatap langit-langit memikirkan jawaban-jawaban hari ini, dan hilanglah semuanya, aku tertidur tenang seperti, seperti awan diufuk barat yang menunggu kepulangan sang mentari. Brak, pintu kamar kubuka kulihat dia menonton tivi, ”ah kamu, kok bisa? Aku benar-benar terkejut saat mendengar berita itu, sumpah”, aku berkata lantang, tapi dia hanya senyum menatapku halus. Tanpa kata-kata, aku belum tahu, apakah aku terkejut karena dia pergi atau terkejut karena dia kembali lagi, kurasakan semuanya putih dan kulitkupun memutih dan hilang. Aku masih dalam kamar, keluar dari scenario tidur yang baru saja menepis tidurku, aku bermimpi bertemu randi, apakah karena aku jahat baginya, apakah karena aku baik baginya, apakah aku terlalu jahat baginya, apakah aku terlalu baik baginya. Hatiku berdegup kencang, aku tak pernah memimpikan orang yang sudah tiada didunia ini. Sejenak terdengar azan subuh pertama berkumandang, seolah membangunkanku untuk sholat, tuhan semoga engkau meringankan azab apapun untuk temanku ini. Tubuhku merinding, walau masih mengantuk dan berniat menyambung lelapnya malam, kalau bangun pagi, aku biasanya saat azan subuh sudah bersahut-sahutan, kucoba tenang dan menarik nafas, udara yang dingin menyapa melewati gang-gang tersempit dikulitku, kadang dia suka nakal, masuk menusuk sampai ketulang belulangku. Aku takut memejamkan mata, takut malaikat datang mencabut nyawaku, tuhan apakah arwah orang-orang yang kusayangi sedang menderita disana, sampai ia harus hadir dalam mimpiku. Kuhanya bisa berdo’a untuk mereka, semoga dia bisa menjadi lebih tenang.

Kutulis apa yang kurasa, walau aku bukan penulis, tapi aku mau menulis, entah untuk apa, buku? Mungkin belum, biarlah. Mungkin sebuah catatan yang akan kubaca di hari nanti, yang akan kuperbaiki jika aku pintar menulis. Azan kedua mulai bersahutan, mendendangkan nama Allah membangunkan manusia untuk mengingat kepada sang khalik, mulai dari membuka mata saat pagi, janganlah terlalu terlena. Ayo basuhlah mukamu, rasakan air wudu’ menyentuh kulitmu membersihkan sisa debu-debu yang melekat membawa penyakit. Tenangkan hatimu dan memohonlah ampunan kepada-Nya satu.

Siapkan teh hangat kesukaanmu, dan jangan beri banyak gula.!