Sang Pion

Pangkuan bulan november akan segera rapuh, gantungan mimpi yang kita targetkan diwaktu lalu harus dievaluasi, bantalan bantal juga telah menipis dikeruk zat tak tabu, jauh hari kedinginam menyusup, tapi tak mampu pecahkan bulir kapas ditengah salju, berkelana bersama waktu menempuh badai dan menapaki duri dan onak ditengah padang kehidupan fana dan kompleks, siulan buluh menipu dua kawanan pemburu, jikalah siripnya tak bergerigi, mereka pasti makan siang dengan daging singgang. Lalu kubunuh lalat pembawa sampah mikrotik, sayang, ia lepas dan menjerit, namun sendu tak bersuara ringan, duhai kau yang berhati busuk, aku datang membawa cinta dan sepotong tali sepatu, mengapa? Kau memang selalu bertanya mengapa. Aku lelah menjawab. Pendam bahagiamu untuk sementara, rasakan kerasnya kehidupan, maka kau akan tersedu2, dan meratap hingga matamu berdarah-darah.

SETAN bukan manusia biasa, dia sangat tega. Umpama lidah sang pedang, huh, aku benci kepadamu. Untunglah kau tak bertanya mengapa, karena aku tak peduli kau!! Kalau kau tahu teganya, kau takkan mampu lagi menangisinya.

Kadang pelangipun tak berwarna, jingganya sedikit pudar, merahpun tak begitu merekah, semuapun ikut pudar, segenap jiwa kan menyala meringkup jajaran dewi warna itu. Aku akan menyalakan pelangi. Hitam dan putih warnanya hari ini. Sebentar lagi akan bersinar melingkar setengah lingkaran dengan poninya. Dia memakan warnanya, predator itu jinak, lalu dia buas, percuma kau kubacakan gurindam gula-gula, kalau kau merusak warna pelangi juga, kini sang pion hanya merangkak didunia hitam dan putih.

Engkau tak tahu sebenarnya, suku habsyah tidak miskin, juga tidak bodoh, walaupun mereka tidak pintar membaca atom, siapapun yang akan menemaniku boleh2 saja, aku masih terus menerima teman, tapi kalau kau menjahatiku apa boleh buat, mungkin kau tak akan menjahatiku ketika kau lihat pintu jahannam, mulai terbuka untukmu,

Kuruntuhkan rasa sesal yang bergelantungan disekujur langkahku, akan kumulai lagi, tapi kali ini dengan cerita antah berantah yang berbeda, hingga sampai pada hari itu, lukaku akan terbalas, seperti keharmonisan musik, itulah yang kuharap banyak.

0 Responses