Ibu

Kucintai dunia yang kuukir, tempatku dilahirkan, namun langkah yang menimpali silih berganti suka duka dengan tiada ampun, tuhan punya segalanya, aku sering diberi satu, setiap kuberdoa, tiap rasaku tergores pedang samurai, kusimpan darahnya selalu, kadang aku lelah kawan. Aku lemah juga.

Ibu………….

Mama…………..

Bunda……………

Umi…………..

Aku ingat saat jemari kecilku kau raih lembut, saat kau pandangi mata mungilku.

Kau genggam jemari mungilku.

Aku ingat suapan terikhlas langsung dari tanganmu ibu

Aku ingat, aku sering membangunkanmu saat matamu baru saja tertidur lelah, hanya untuk menghalau seekor nyamuk untukku.

Aku ingat saat kau tersenyum melihatku belajar berjalan,

Aku ingat saat kau tersipu malu dan bangga saat aku juara kelas.

Aku tahu kau kecup keningku saat aku sudah tertidur.

Aku tahu kau selalu tersenyum melihatku bermain ayah-ayahan bersama teman kecilku dulu.

Aku ingat ketika aku merengek meminta mainan, namun aku tak tahu bahwa kita tak selalu punya uang untuk membelikanku, sedang kau tahu teman-teman kecilku girang bermain mainan didepanku. Aku menangis sejadi-jadinya, tanpa ku tahu betapa runtuhnya hatimu, karena kau tak mampu membelikanku mainan seperti anak-anak lain.

Aku ingat ketika suaramu membisikkanku, jangan nangis lagi ya nak malam ini, ibu lelah bekerja seharian, ibu mau tidur!

Aku ingat saat kau menggendongku berjalan jauh sekali, kau sembunyikan penatmu.

Aku tahu kau selalu mencemaskanku.

Aku ingat ketika kau masih menimang tubuh kecilku, senangnya hidupku waktu itu.

Aku ingat ketika kau marah melihatku mengencingi tempat cuci piring,

Aku ingat saat kau tak tidur semalaman menungguku yang sedang sakit.

Aku juga tahu saat kau berkata, “jangan banyak-banyak jajan ya nak, cari uang susah!”

Jangan tinggalin sholat ya nak, kita bukan orang kaya yang bisa menikmati dunia,!

Jangan merokok ya nak, nanti kamu tua sakit-sakitan,

Aku sering membuat tangisanmu semakin menjadi ratapan,

Kutambah lagi kesedihanmu saat kau masih bersedih

Betapa pecah tangisanku saat kau masih berdoa yang baik untukku.

Aku tahu, kau selalu menaikkan selimutku saat aku sudah terlelap.

Kau terus berdoa semoga anakmu baik-baik saja, kau menangis kepada tuhan mendoakan anakmu,.

Ibu…………..

Mama…………….

Bunda……………

Umi…………..

Aku juga ingat, saat kau menangis sendiri didalam kamar, kau hapus air matamu sendiri dengan tanganmu, aku lihat waktu itu dilubang kunci pintu.

Semua karena tingkah anakmu, tapi ibu, takkan ada takaran yang pas untuk menyatakan kalau cintaku tulus. Inginku cium kedua pipimu setiap saat,

Pengorbanan yang takkan ternilai, dan kadang tak terlihat, tapi akan selalu hidup dihati anakmu.

Tanpa kuminta pun kau pasti memaafkanku, begitu pemurahnya dirimu ibu…

Inginku berlutut didepanmu,

Inginku kecup keningmu,

Ingin ku seka keringatmu,

Ingin ku hapus air matamu,

Ibu

Tahukah kau ibu, aku sering memandangi wajah damaimu saat kau tertidur,

Tapi aku tahu, saat ini kau tak ada disampingku untuk mendampingiku walau sekedar mengingatkan makan siangku.

Aku ingat ketika kau berkata “rajin belajar ya nak!, supaya tidak bodoh seperti ibu” hatiku terenyuh mendengarnya ibu.. sungguh.

Kau tak bodoh ibu, kau orang pintar yang memupukku. Kau yang mengajarkanku etika sesungguhnya.

Aku takkan pernah malu mempunyai ibu sepertimu.

Aku takkan pernah menyesal mempunyai ibu sepertimu,

Kau tak berikan aku uang yang banyak, kau tak bekali aku dengan harta, kau tak bekali aku dengan emas, kau tak bekali aku dengan sesuatu benda apapun. Pelajaran hidupmu jauh lebih mahal daripada barang mewah yang mereka punya. Harta takkan lebih manis dari nasehatmu. Cerita harimu, rasanya tak pantas kujual dalam buku, tapi akan terus kuceritakan untuk membuat mereka tersentuh. Hingga anakku nanti, hingga cucuku nanti.

Engkau pahlawan terhebatku, superhero yang nyata untukku, pengorbananmu takkan terhapus oleh apapun. Sangat besar, tak pernah kutahu ukuran yang tepat menggambarkan besarnya pengorbananmu.

Aku mengerti, kau menempaku dengan didikan pesona indahmu.

Ibu, salahku banyak kepadamu, salahmu tak ada kepadaku. Seenaknya saja kau memaafkanku begitu saja, seperti tak pernah terjadi apa-apa.

aku sayang ibu, ya, aku sayang sekali!! Ya tuhan, sayangi ibuku. Sayangi ia lagi ya tuhan, sayangi ia sekali lagi. Ibu, ibu, ibu.

3 Responses
  1. Hamdy Says:

    hikkkk....hik....hik.....
    menetes air majtaku, ketika mebacanya..
    kelihatan lu, saat menulis penuh dengan emosi


  2. Hasep Says:

    hmm, sekali sekala menangis untuk ibu tak apa lah... hehe, yang baca pada menangis, banyak sms seperti itu... katanya bahasa lain sekali...


  3. Anonim Says:

    sungguh terlalu... saya meratap seorang dikamar membacanya...