Sajak Saat Merah

Roda menggilas badan aspal
menyerah menanggung beban.
kuterawang dengan rayuan sebuah nestapa
kubasuh pipi sang bulan kedua belahnya,
haha, dia menyala lagi,
kuletakkan ia diranjang awan,
tapi aku bingung,
mengapakah tidak terpejam matanya
akankah ia mengisi ulang airmatanya untuk kembali menangis hari esok? Entahlah.

--
Sent from my mobile device

0 Responses