Together as One

ketika sejenak kumerenung, merangkai harapan untuk hari esok dalam paparan tombol-tombol atau sebilah bersih kertas suci nan sungguh sangat berhati, bernafsu menyaksikan lengseran tinta menyisip huruf bergelantungan, kata demi kata bermekaran. tentang perempuanku yang muslihat menimpali permainan sebilah korek api terakhir, kuingin merapuhkan sisi sebelah sini. dalam sini. tapi berkalutan kelu lidah meniupkan lafas cinta sesaat. purnamamu ranum bermerahan memancung tandan hatiku. gemerincing suara nadiku lepas, kuingin berjalan bersama, tapi ulahku membuat peduliku berkerut.

masa itu biarlah selangkah dibelakang, semua lara akan jadi kenangan, semua kenangan pasti indah, jadi aku takkan menghapus laraku, dan tak pernah ingin semuanya hilang dari ingatan. kutidurkan sesaat rindu pengasaman ini yang mungkin sudah meliuk liuk bak pelepah nyiur.


kekasih bulan menjamu cahaya,
ruapan embun kunanti juga kadang-kadang,
dalam lamunan ini, ada berita... dan sedikit hening.
0 Responses