Pernyataan

mungkin banyak yang bertanya-tanya, orang ini maksudnya apa? dia ini mahasiswa tapi tingkahnya begitu. oke, kita mulai dari penulisan status di facebook, mengapa kami menulis status yang sedikit "gila", atau gila-gilaan, tak adakah intelektualitas dalam diri kami? kami menjawab, bermula dari apa itu facebook? bukankah itu situs jejaring sosial, tempat kita bertemu dan melakukan segala hal yang mungkin kita lakukan secara virtual saja. tempat kita menitipkan pesan, kabar, dan apapun yang di ampu oleh pembuatnya. kemudian pangsa pasar yang dituju adalah teman-teman facebook, kami juga pengamat, pengamat manusia facebook (friends), rata-rata mereka -baik muda, abg, tua- banyak yang terkesan alay, dan galau. karena memaknai facebook berbeda dengan apa yang dimaknai oleh orang lain. begitupun kami.

jadi karena kami ingin terbebas dari dua density yang disebutkan diatas, alay dan galau, maka kami menciptakan hal yang baru, yang bukan merupakan salah satu dari keduanya, atau gabungan dari keduanya. kegilaan yang tercipta kami tekankan itu bukan sebuah kebodohan, tak tahukah anda, disana juga ada kepintaran yang berada diatas standar kepintaran orang dicabang yang berbeda. bukankah cabang itu tak pernah satu, pasti lebih dari satu. maka jangan diberi gate bagi otak anda untuk memahami, kalau dibatasi boleh. seperti kami yang membatasi diri dari komunitas duo agau. tapi kami tidak memisahkannya.

bukan juga selamanya kami memeberikan kegilaan, disela-sela tertentu kami juga menyelipkan status miniblog itu dengan hal yang bermakna juga. yang mungkin lahir dari pemikiran kami sendiri atau tak sengaja ditemukan dan dirasa perlu untuk di bagikan. sehingga kami juga ingin memancing anda semua dengan pertanyaan, siapakah kami?.

sehingga tak ada azaz yang mengatakan kalau kami tidak modern, kami juga modern. mungkin saja kan kami sudah tak lagi menerima kepuasan dari sesuatu yang modern sehingga kami perlu mencari hal diluar modern, dianya klasik. karena tak salah, ini masa muda kita, belajarlah dari alam, pucuk adalah bagian terluar dari sebuah pohon, artinya pucuk adalah hal yang muda. semakin tua semakin tenggelam dalam kerumunan daun dan gugur. artinya apa, lakukanlah kegilaan dimasa mudamu, tetapi yakinkan dirimu kau sudah punya pondasi yang kokoh. sebelum hal itu terlambat.

ingatkah anda akan kata-kata ini?

saat kuliah kita punya banyak tenaga, banyak waktu dan sangat terbatas dalam uang
saat kerja kita punya banyak tenaga, banyak uang, tapi kita tak punya banyak waktu
saat tua kita punya banyak uang, banyak waktu tetapi kita sudah dibatasi tenaga

jadi seperti yang saya jadikan kunci dalam blog ini in adalah keseimbangan, hidup bukan berupa neraca yang menimbang dua sisi, hidup harus menimbang banyak sisi dan menyeimbangkannya. maka PR anda adalah seimbangkanlah tiga sisi diatas.!

terlebih kepada pengamat ilmu sosial, yang terus mengkaji teori, dan mengambil sampel fenomena secara makro, dalam urutan garis besar saja. -yang saya lihat begitu-, kami kagum dengan pembelajaran ilmu sosial diluar sana, yang satu nama saja bisa menjadi mata kuliah, contohnya mata kuliah tentang Lady Gaga, itu benar-benar ada. mata kuliah tentang Pola Berlibur masyarakat menurut ekonomi, Ras, dan lainnya. bukankah itu sangat menarik dibanding dengan kita larut dalam pengkajian teori.

mata kuliah tentang facebook juga ada, dan silabusnya pun di show off di page facebook, anda juga boleh BERUSAHA mencari nya, dan mempelajari sendiri. mungkinkah kita mengkaji fenomena sosial yang terkesan tak penting itu dengan landasan dan dijelaskan secara empiris. dengan suguhan penjelasan secara intelektual. PASTI SANGAT MENARIK.!! mungkin itulah sistem, yang terus ditembakkan kedalam telinga saya di kampus. selalu!! tapi mereka hanya memberlakukan satu sistem untuk semua. bukankah satu sistem dapat memberi pengaruh yang berbeda kepada masing-masing mahasiswa.?

menurut saya tugas meresume buku bukanlah hal yang efektif dan efisien. saya mungkin lebih suka, suatu topik atau bahan bacaan, silakan tulis dengan interpretasi dan bahasa kita sendiri. dan dosen perlu memberikan pelurusan supaya tidak keluar dari konteks saja, jika ini dibudayakan semenjak tahun 1, maka menjelang tahun 4 akan banyak sumbangan karya-karya dari mahasiswa sosial, karena seharusnya buku sosiologi adalah buku yang paling banyak berkaca kepada kebebasan mejelaskan yang demokratif. bukankah begitu? namun ada berapa biji buku yang membahas ilmu sosial mikro yang bisa anda lihat dalam koleksinya di toko buku? lebih banyakkah daripada komik shinchan yang satu seri saja punya hingga 50 part.

saya memang terkesan mahasiswa sosial yang biasa-biasa saja, tapi saya berbeda dengan mahasiswa biasa-biasa saja, saya menuntut hal lebih daripada yang ada. tapi saya juga terikat, dan produk dari sistem. maka sekeras apapun saya mempelajari bahasa demi untuk bisa mengecap sistem lain duluar sana, tetaplah background saya menjadi mahasiswa ilmu sosial yang biasa-biasa saja. sayapun sangat yakin sangat banyak dosen yang berpengetahuan yang dalam, tetapi ujung-ujungnya hanya menugaskan kepada mahasiswa nya untuk meresume buku. tapi belum ada yanng menugaskan untuk memberi kebebasan bagi mahasiswa untuk menyimpulkan satu topik yang dibaca dalam essay yang mengutip quote-quote yang disukainya menjadi kesimpulan yang baru.

tak perlu men-judge saya dengan pemahaman yang tidak seberapa ini, karena setiap hal itu dilematis, tetapi kita mencari keseimbangan, bahkan kita bisa mencari mana yang lebih besar manfaatnya. karena saya sadar sosiologi dinegara ini adalah jurusan yang masih ABG, tetapi bukan diluar sana, di Amerika contohnya, Sociology merupakan jurusan ternama yang menarik melebihhi mungkin pamor Kedokteran di Indonesia yang mungkin saja hanya untuk prestise saja.

maka tugas kita juga untuk menyampaikan dan meningkatkan serta memperBadai lagi perjalanan ilmu sosial di negara kita. jadi maaf saja, kue tart yang bantat bukan saja masalah pemilihan bahan, tapi mungkin saja karena oven atau kompor yang rusak.
0 Responses