Science is..
11.35
kau hidupkan lampu yang terang benderang, kau ambil bukumu untuk belajar, mencatat sesuatu, dengan pena kesukaanmu, atau warna apapun tintanya, kau sudah punya, pensilpun begitu, kau biasa diajarkan ayah ibu tentang tugasmu saat kecil dahulu. kalau sudah tak juga tahu, kau bisa mencoba teknologi dan situs serba tahu. nah kalau kau jenuh, kemudian kau nyalakan PC Laptop dan mulai melakukan segenap aktifitas, lah, setelag itu kau lelah, dan mulai menghentikannya. tetapi kamu masih punya kegiatan yang seharusnya kau bergabung dalam jejaring sosial dunia maya. kau pun mengeluarkan Handheld dengan OS yang mumpuni untuk kau gunakan, kau mampu mengoperasikan segala hal yang berbau teknologi mutakhir, hari yang datang telah kau bekali dengan sesuatu yang menggelora dalam hidupmu, ianya adalah rasa ingin tahu yang kau bangun berdasarkan hal yang kau sukai karena memang kau punya interest yang sudah kau bauri dengan jalannya langkahmu akan obsesi, ambisi, cita-cita, harapan, bahkan mimpi yang kau punya. kau bisa mengetahui sesuatu dengan banyak hal, berita dari koran kau bisa baca, dari televisi kau bisa semuanya bisa, kalau kau bosan disini kau bisa pergi bertamasya keluar negeri, kemanapun asal kau punya uang, kau pun bisa berbahasa inggris agar bisa melekat dimanapun tempat didunia ini. kemanapaun arah didunia ini, dan dimanapun jalan didunia ini.
sementara...
mereka menyalakan lampu minyak tanah malam ini, buku tulis mereka sudah remuk bahkan sudah berkali basah-kering basah-kering. kalau minyak tanah tidak sampai kekampung, saat sore mereka sudah terlelap. pensil merekapun terkadang hanya satu, bahkan satu pensil dipotong dua untuk berbagi dengan adik mereka. dijaga supaya tidak hilang, dipakai hingga menjadi puntung. ITUPUN kalau mereka tidak dibakar api hegemoni. kalau iya, mereka akan pasrah menyerah dan tak akan berjuang untuk belajar. mereka sudah berperan sebagai pencari nafkah keluarga disaaat kau hanya meminta uang sama papa mama. jangan kan untuk mengajarkan anak-anak mereka, membaca dan menulispun kadang mereka tidak bisa. sehingga jika mereka ingin maju mereka harus mandiri dengan belajar sendiri, apakah ini tidak RENTAN bagi mereka untuk menyerah..?? kalau mereka belajar sudah tak mengerti lagi maka mereka akan berhenti untuk belajar, mereka tak punya google sebagai ahli bagian tahu menahu.
saya asumsikan satu hal, kalau ilmu yang kau punya adalah sebuah makanan yang lezat yang kau punya, kau akan menikmatinya. tanpa kau sadar ada orang-orang yang tak bisa tiap hari memakan makanan pokok mereka. apakah kau tak tergerak ingin membaginya..?
saya bukannya melebih-lebihkan, tapi itulah yang terjadi, saya tak perlu menjadi politikus, yang kritik mengkritik mungkin,
kenapa kau enak-enakan menikmati harta sementara masih ada yang butuh sesuatu untuk menyambung nyawa.!
sementara...
mereka menyalakan lampu minyak tanah malam ini, buku tulis mereka sudah remuk bahkan sudah berkali basah-kering basah-kering. kalau minyak tanah tidak sampai kekampung, saat sore mereka sudah terlelap. pensil merekapun terkadang hanya satu, bahkan satu pensil dipotong dua untuk berbagi dengan adik mereka. dijaga supaya tidak hilang, dipakai hingga menjadi puntung. ITUPUN kalau mereka tidak dibakar api hegemoni. kalau iya, mereka akan pasrah menyerah dan tak akan berjuang untuk belajar. mereka sudah berperan sebagai pencari nafkah keluarga disaaat kau hanya meminta uang sama papa mama. jangan kan untuk mengajarkan anak-anak mereka, membaca dan menulispun kadang mereka tidak bisa. sehingga jika mereka ingin maju mereka harus mandiri dengan belajar sendiri, apakah ini tidak RENTAN bagi mereka untuk menyerah..?? kalau mereka belajar sudah tak mengerti lagi maka mereka akan berhenti untuk belajar, mereka tak punya google sebagai ahli bagian tahu menahu.
saya asumsikan satu hal, kalau ilmu yang kau punya adalah sebuah makanan yang lezat yang kau punya, kau akan menikmatinya. tanpa kau sadar ada orang-orang yang tak bisa tiap hari memakan makanan pokok mereka. apakah kau tak tergerak ingin membaginya..?
saya bukannya melebih-lebihkan, tapi itulah yang terjadi, saya tak perlu menjadi politikus, yang kritik mengkritik mungkin,
kenapa kau enak-enakan menikmati harta sementara masih ada yang butuh sesuatu untuk menyambung nyawa.!