You've Got Me Feeling Emotion

weekend panjang ini terasa aneh dan asing sekali, semuanya berjalan biasa sebenarnya, cuma tak ada sesiapa yang bisa diajak bercerita, seperti menyendiri di dalam goa tapi tidak mengharapkan ilmu bertambah. hanya membuat perut kenyang, makan ciki ciki, dan gula-gula, begitu lah sepanjang hari, kadang ada juga yang bisa di ajak chat, kadang nihil.

hari ini saya akan bercerita mengenai urusan birokrasi yang membuat saya naik darah, marah besar sepertinya, jarang sekali saya marah sampai kepala saya hampir pecah kalau ditahan. biasa lah, di biro fakultas saya ada seorang bapak kepala sulah, orangnya sangat tidak bersahabat. merasa jadi orang penting, duduk sambil main game, entah darimana datangnya orang ini saya pikir.

saya tanya mengenai SAPS, itu tuh, student activity performance systems. yang harus dilengkapi kalau mau ujian skripsi. bulan sebelumnya seharusnya saya sudah bisa ujian skripsi, namun, karena terkendala SAPS ini. sebenarnya bisa dengan surat pengantar bahwa saya sudah memasukkan berkas untuk SAPS dan tinggal mencetak sertifikat nya saja. dan saya minta bukti berupa surat pengantar saja. lah dia senyum sinis penuh kuasa. harusnya tidak harus seperti itu, kalaupun tidak mau membuatkan. saya bertanya kapan bisa dibutkan, namun dia tetap saja asik main game tanpa menghargai ataupun melayani permintaan saya. jadinya saya paksa sampai saya setengah membentak. dan dia jawab langsung dengan membentak saya. INDAK BISA AWAK MAMBUEK AN KINI DO DIAK"!! SHIT.. MANYASAK SE MAH.. JALEH.. belum habis dia berbicara saya keluar tanpa menghargai dia sedikitpun.

ini adalah kemarahan pertama saya menjadi mahasiswa disini, keramahtamahan bagi saya menjadi hal yang sangat penting dalam birokrasi apapun. belum habis disana saya coba menenangkan diri diluar, saya terima saya tidak jadi ujian skripsi pada bulan april. dan sekarang emosi saya sudah balance kembali. keesokan harinya ketika saya keluar dari parkiran kampus, orang itu muncul lagi dengan motornya yang menuju masuk parkir, dia melihat saya, sayapun memasang muka masam, tepat dekat motor saya dia gas motornya seperti menantang.

begitu super sekali, dia jauh lebih besar daripada saya, bapak-bapak, birokrat sistem pendidikan pula. begitulah mereka bersikap. ternyata memang benar umur itu tidak menjamin orang itu belajar banyak dari usianya. sikap buruk itu takkan hilang secara cepat. dan sikap buruk itu sama saja dengan sikap baik yang dipelihara semanjak lama. saya temukan banyak orang seperti ini, jika dijalanan mereka bersikap seperti itu, saya maklum, dan sangat bodoh jika saya harus melawan mereka dengan sikap yang sama dijalanan atau preman manapun yang berpikir seperti mentalitas negara dunia ketiga kebanyakan. apakah tidak ada SOP dalam pelayanan di fakultas ini. apakah buruh biro yang direkrut ini berpendidikan moral seperti yang diharapkan semenjak awal dan melalui tinjauan psikologis bagaimana orang ini kedepan.?

saya memang bukan orang yang begitu pintar, dalam bidang apapun, tapi saya bisa membaca bagaimana mindset orang bisa memberikan sentuhan yang beda dalam pribadinya, hal yang halus dalam sikapnya dan dukungan dalam apa yang ia lakukan. mungkin jika harus berkata dan menemukan kebanyakan manusia disini saya tidak bisa banggakan apa-apa kecuali mindset saya yang tidak primitif dan stagnant. sungguh hal yang berat jika saya harus mengkaji siapa saya jika dilahirkan dibumi Indonesia ini. sungguh.!

setiap orang disini bukan menghindari kesalahan pada aturan, tapi sedapat mungkin berusaha melanggar, karena mereka harus cari untung untuk dirinya. lalu bersembunyi.
0 Responses