Dear Readers

mengapa saya menulis lagi ini, karena ada beberapa dari pembaca blog tidak mengharapkan tips ditempat tujuan, tapi mengenai expenditure, uang, money, cost, charge, hepeng, dll. dan juga english. dan sebenarnya perjalanan saya bukan apa-apa, hanya keluar masuk malaysia dan thailand, sekali ke singapore, tapi ada juga beberapa orang dari reader yang sampai mengirim e-mail kepada saya untuk bertanya, sayapun menjadi terkesan, dan tak tahu harus berbuat apa, tidak dibalas terkesan sombong, ya terpaksa dibalas.

ketika memasuki Singapore pada Februari lalu, saya hanya membawa uang SG$ 80. bagi kebanyakan agan di kaskus ini adalah budget dibawah minimal yang mereka bicarakan (SG$100) untuk awal kedatangan di negara Singapore. karena saya tidak ada uang lagi, dan destinasi saya tidak hanya Singapore, tapi juga malaysia dan Thailand. apa hendak dikata, flight itinerary sudah di tangan, waktu sudah tiba, angkot sudah menunggu, tas sudah di packing, gambaran Singapore sudah mantap, jadi, tidak ada kata untuk mundur, karena saya bisa traveling seperti orang yang tak butuh uang.

saat masuk via Changi memang tak ada pertanyaan mengenai hal uang menguang. hingga sampai keluar lagi dari Singapore esok harinya, hingga Malaysia dan Thailand, dan kembali masuk ke Singapore, maka terjadilah insiden "passport hijau tua", a.k.a, Indonesian Passport Holder, kami semua dikumpulkan disebuah ruang di stasiun kereta woodlands saat re-enter Singapore, pagi hari sekitar pukul 05.30 waktu setempat. seorang bapak yang duduk disebelah yang setelah kenal berasal dari Solo, saat mengantri ia terlihat tidak terima, mengapa pasport hijau saja yang dipisahkan? katanya pada saya. tapi saya tidak mengelak, diluar kecemasan mereka, saya rasanya ingin sekali di interogasi ingin tahu apa, sih, yang mereka inginkan. jadi saya menikmati menunggu giliran.

awalnya ditanya main purpose saja, kemudian diminta untuk menunjukkan isi tas, sudah ikuti saja, keluarkan isi tas, kemudian pertanyaan petugas mengarah pada kecurigaan mereka bahwa kita akan menjadi parasit di negaranya, saya pintasi cepat apa maksudnya dan saya katakan dengan yakin, sambil tersenyum tanpa keraguan, easy sir..! I can manage my money..! this is my return flight to leave your country, sambil meletakkan print out tiket. ini bukan kasar, karena disini bukan negara basa-basi. lalu si bapak tersenyum, its okay, sambil menyalami saya dan berkata enjoy Singapore. sambil menepuk pundak saya dan mempersilakan saya menuju exit,

memang mereka tak bertanya berapa uang yang anda bawa, tapi anda harus pintar memintas apa yang mereka khawatirkan. karena traveler tak cuma butuh uang, tapi move smarter itu lebih penting, juga tak perlu berbelit-belit berbahasa Inggris. walaupun kau mampu menerapkan grammar seutuhnya. tapi bagi saya asal komunikasi lancar, grammar itu bisa saja hanya untuk menghantui kita. sehingga membuat cemas, kalau familiar dengan bahasa Inggris kadang mereka sengaja membuat kesalahan pada grammar untuk efek joke atau bahasa yang tidak formal.

kalau pertanyaannya mengapa suka tarveling, sayapun bingung harus menjawab apa, yang saya tahu jawabannya cuma passion, karena saya tak butuh menikmati hidup diatas singgasana emas dengan mahkota diatas kepala. nah, kesimpulannya, keterbatasan uang membuat perjalanan semakin mengasikkan, kalau banyak uang, mungkin saya tidak akan berjalan kaki menuju imigrasi thailand, di Hat Yai, dan tidak akan mengacungkan jempol menghentikan bus dipinggir jalan bersama bule-bule pencari sensasi traveling lainnya,. sawadekaaaaa

Degree


Tak banyak yang kita lalui, tapi sangat banyak untuk kita kisahkan, trio entah trio apa, tapi kita tak pernah memandang rupa dan bentuk untuk menyanyi trio, betapa waktu menunjukkan kuasanya. congratulation..!!

"ya Allah ya Tuhan kami, yang maha pengasih yang maha penyayang, yang maha kuasa atas apa yang Engkau ciptakan, maka jadikanlah kami orang orang yang Engkau kehendaki untuk sukses dunia dan akhirat. sertailah langkah kami selalu dalam meraih apa yang kami impikan."