Low Cost Backpacker ke Hat Yai

Perjalanan kali ini, saya mulai dengan perencanaan dan belajar lagi mengenai perjalanan termurah menuju thailand, dengan mempertimbangkan akomodasi dan kepantasan juga, untuk pertama saya harus lihat schedule kereta di KL sentral, lalu membuat planning, mencari harga termurah, karena untuk menuju thailand, Bangkok ada dua alternatif, berangkat menuju hat yai dari KL, lalu melanjutkan perjalanan dari Hat Yai menuju Bangkok. atau dari KL menuju Butterworth dulu, lalu dari butterworth bisa melanjutkan perjalanan dengan kereta eastern yang bak kamar hotel disetiap gerbongnya. kereta yang berangkat ke Hat Yai itu hanya jam 21.30 malam, dengan harga sleeper 60an ringgit dan seat 48 ringgit, kebetulan untuk malam itu hanya ada seat, so, daripada buang waktu menunggu sleeper esok hari, mending ambil yang seat saja.

nah, dapatlah yang seat yang harganya nya RM48, dan sebelum depart saya membeli dulu makanan untuk sahur, takut nanti tidak bisa makan saat sahur dan loyo saat jalan jalan, memang last coach nya ada kantin, tapi harganya lebih tinggi, lebih baik beli diluar. mengingat semuanya serba low cost, walaupun tarveling ala fakir begini selalu aja ada kenikmatan yang didapat, lebih puas rasanya bila bisa mendapat low cost walaupun sebenanrnya selisih harga 50 sen.

tepat pukul sembilan tiga puluh malam, yang saya suka dari KL ini adalah kultur masyarakatnya beragam, perlahan kereta mulai berdepart, dingin AC nya lumayan lah, terpaksa saya harus keluarkan kain sarung, karena memang sudah siap sedia dari rumah kain sarung, tak perlu merasa kampungan, karena disini orang takkan peduli, kalau misalnya perlu dan bermanfaat lebih, lanjut saja. dan ternyata benar, takkan ada yang peduli. saya terlelap sekitar setangah jam an, saat terbangun kereta berhenti di stasiun entah apa namanya saya pun tidak ambil pusing karena ngantuk, saat terbangun di stasiun selanjutnya pemandangan ini terjadi, saya lihat sudah banyak yang tidur, dan yang uniknya apa? mereka pakai selimut macam2, okelah kalau saya cuman memakai sarung, yang lain ada yang tidur pakai telekung, selimut tebal, baju besar, bahkan jas hujan yang bagi saya biasa dipakai saat hujan mengendarakan motor. toh, kalau mereka bisa merasa hangat dengan memakai itu,, what the...

inilah yang membuat saya mengagumi ini, tak perlu saling menyalahkan, apapun yang mereka lakukan itu berdasar pada apa yang ia pikirkan, bukan mendengarkan perkataan dan penilaian orang terhadap tindakannya. no smoking pasti lah, karena itu juga dasar saya untuk mencoba hidup di negara ini, setidaknya mereka menghargai para non-smoker.

jadi, rasanya sangat kontras sekali bila saya bandingkan dengan negara dimana saya dibesarkan, ya sudahlah, waktu sahur tiba, saya berjalan menyusuri lorong gerbong hingga gerbong terakhir dimana kantin berada, petugasnya melayu, so harus berbahasa melayu, apapun alasannya saya tetap berkeinginan pintar berbahasa melayu, lalu saya memesan nasi goreng, semuanya kena RM 5.60 sen dengan milo panas. semua orang bercuap cuap tak perlu dihiraukan, karena memang saya tidak mengerti, bodoh sekali rasanya. India, China, Russia, dan lain sebagainya dengan logat yang begitu, wah, kaya sekali, keberagaman yang sempurna.

setelah kenyang, alhamdulillah, kembali ke tempat duduk dan tidur lagi, hingga sampai di butterworth, stasiun stasiun di kedah, hingga padang besar, lalu terbangun kereta tersebut hanya mengantarkan kami hingga perbatasan Malaysia dengan Thailand, yang nantinya akan di kondisikan ulang sehingga yang melaju dari padang besar menuju Hat Yai akan tinggal dua gerbong saja.

kereta pun berlaju kembali, hari sudah terang, diluar saya lihat alam yang seperti sama saja dengan indonesia, tapi padi ditanam serentak, semuanya hijau, sekiar 5 kilometer, lalu lanjut dengan pohon karet yang begitu rapi.

lalu untuk kesekian kalinya stamp imigrasi thailand pun berjejak di passport saya, setelah sebelumnya mendapat stamp keluar dari imigrasi malaysia tentunya. lalu kami keluar dan menunggu dengan sabar kereta yang dijadwalkan akan berangkat sejam lagi, karena kami tak mengerti font thailand makanya kami protes kenapa lama sekali.

tak lupa juga mengunjungi Wat Hat Yai Nai (membacanya persis suara banci dengan suara hidung dengan mulut tipis dilebar-lebarkan serta suara dilengkingkan) tempatnya sembahyang orang sana, ada patung besar tertidur seperti yang di bangkok, bedanya yang dibangkok itu terbuat dari emas yang sudah dibuat semenjak ratusan tahun yang lalu dengan emas sekitar 7 tons. bayangkan, kalau yang ini hanya patung biasa tapi besar lagi dari yang dibangkok kayanya dan tidak pake emas,

lihat saja perbandinganya, ini saya dari jauh, lihat disamping bahu saya itu ada seorang petugas yang sedang membersihkan tangganya, hanya setitik hitam. itu adalah manusia, bandingkan dengan patungnya yang sedang berbaring dengan gaya, "come here"!! menggoda, bukan..! :)


sejam menunggu, kereta yang akan berdepart ke hat yai hanya tinggal 2 coach datang juga. so lanjutlah sekitar satu jam lebih perjalanan kami tiba di hat yai, sekilas tak jauh berbeda dengan kota padang, tapi setelah masuk, kedalam kota, wah sangat berbeda, jauh lebih bagus hat yai secara penampakan, dan infrastruktur kota. saya bersama teman saya yang bertemu lewat site travelers couchsurfing segera mencari penginapan yang sudah kami booking sebelumnya di kuala lumpur.

inilah seraut wajah kota Hat Yai dengan tuk tuk nya. lumayan, (bersih) daripada daripadanya



yang paling tidak nyaman disini adalah mereka susah untuk berbicara bahasa inggris walaupun secara pasif. kami hanya menemukan pusat informasi wisata untuk menjawab kebingungan kami disini, segera kami tanya Shangcan Road, jalan dalam bahasa thailand dipanggil thanon. so jadilah thanon shangcan. setelah mengitari petunjuk sekitar satu jam, maka bertemulah cholatarn stay, disana kami disambut oleh seorang thai, bisa berbahasa inggris sedikit2,

yang paling mengesankan adalah ketika saya melakukan perjalanan menuju Samila Beach, kota lain yang dekat dengan Hat Yai, dalam van kami mulai bertanya dimana nanti akan turun, mumpung disebelah ada cewe cuantik, yang saya yakini ini bukan KW thailand, dari suaranya yang lembuuuutttt bak kue bika. diapun gak bisa jelaskan dengan english, kap kap kap saja yang terdengar, jadi karena merasa bersalah tak mampu menolong kami, lalu ia mengajak kami turun pada saat dia turun, pas dia turun kami hanya termenung, lalu dari luar dia melambai mengajak kami turun,.

sampai akhirnya dia mencarikan tuk tuk untuk kami, wah baiknya, bagai putri cantik di dunia khayangan tinggi semampai, rambutnya panjang tergerai suaranya lembut, wah,. ups, oke lanjut ditawarin tuk tuk dengan charge 20 baht. oke, lalu kami naik tuk tuk, dan berpisah dengan si gadis kembang desa Songkhla ini, kami melambaikan tangan berpisah dengan si manis ini, aku hanya menguatkan diri, kalau jodoh kami pasti bertemu algi.. hehehe

sampai di samila beach, tak banyak yang bisa dilihat, tapi daerah barus elalu memberi hal yang baru.

ini dia golden mermaid di samila beach, ini dia gak pake baju. berjemur pula dipantai,

selain itu ada juga patung kucing dan tikus seperti ini,

the sculpture of the mouse and cat, Samila Beach, Songkhla, Thailand
0 Responses