We Can't See the Future

hari raya kali ini saya resmi tidak lagi berstatus mahasiswa, saya mencoba keluar dari diri sendiri dan melihat kondisi diri saya sebagai orang lain. begitu berantakan, rencana-rencana saya sepertinya harus direncakan ulang, disini saya mengungkap passion saya dalam bertraveling, jujur saja, solo traveling itu sebenarnya tak seindah yang teman-teman bayangkan, apalagi untuk jangka waktu yang lama, pasti ada saat-saat dimana kita merasakan rindu yang dalam dan merasa sangat ingin pulang ke tanah air tercinta. ada saat kita merasa kita hidup kesepian tanpa ada seorangpun yang kita punya didunia ini. agak berlebihan, sih, sebenarnya. tapi ini saya alami dari sepanjang saya berkelana.

hidup berantakan yang seperti apapun tak akan bermasalah banyak, tetap bisa saya nikmati disepanjang jalan berjalan-jalan. mungkin ada yang menyangka ada yang tidak. teringat perjalanan saya di Singapore, muka bangun tidur langsung menuju Marina Bay Sands, hingga sampai di Kuala Lumpur barulah mandi. tapi saya menikmati. teringat juga saat makan sendirian di sebuah restoran Muslim India, di Kuala Lumpur, saya harus mengeluarkan keseluruhan koin saya diatas meja dan menghitung satu persatu untuk membayar makan siang, teman-teman bisa bayangkan bagaimana bunyi koin-koin tersebut. tapi saya menikmati. teringat ketika tak ada lagi baju yang bersih, saya pakai baju kotor dua hari yang lalu untuk mengitari kawasan elit KLCC. tapi saya menikmati. siapa sangka saya menyanggupi untuk pakai alas kaki yang dipanggil tarompa japang oleh orang minang untuk naik pesawat dari International Departure Terminal dari Kuala Lumpur menuju kota Bangkok. tapi saya menikmati.


The unhappiest people in this world, are those who care the most about what other people think.

tapi apa yang bisa membuat balance keadaan ini? setiap yang kita kunjungi dan temui adalah sesuatu yang baru, sehingga mampu membayar setiap perasaan yang tidak indahnya. saya sangat berhasrat mengetahui hal yang baru dengan mendatangi langsung. rasa penasaran saya akan sesuatu sangat menjadi-jadi. teringat cerita waktu kecil ketika saya melihat sebuah kotak yang dibungkus rapi dengan kertas kado warna hitam, orangtua saya sudah mengatakan bahwa tidak ada apa-apa didalamnya supaya saya jangan mengganggu kotak itu. tapi apa boleh buat, tangan saya gatal, dan penasaran sejadi-jadinya. malam hari saya tidak bisa tidur sampai tengah malam ketika semuanya tidur, saya sobek sedikit demi sedikit kertas kadonya. sampai saya bisa melihat apa isinya. ternyata benar, itu hanya berisi gabus pengaman barang elektronik, dan kotak itu dibuat hanya untuk pajangan. barulah saya bisa puas. begitu cerita mandeh saya.

waduh ada gangguan, telpon masuk, hilang semua konsentrasi, no more Idea. nanti sambung lagi ya kalau sudah ingat, hanya di blog yang bisa begini.
5 Responses
  1. Unknown Says:

    keren bang :) semangat ya bg


  2. Unknown Says:

    keren bang..semangat y bg. yg pnting tetap menikmati hihi :'D


  3. Hasep Says:

    eh, hehe, mokasih dila, tu iyo nyo harus dinikmati, jadi gembel pun tetap dinikmati.. haha


  4. Unknown Says:

    hahaha.. la udah komen nih bang,,mana payung cantiknya *eh


  5. Hasep Says:

    haha, waktu promo udah abis la, jadi sarat ketentuan berlaku. haha,