Todays Presentation

Gw mulai hari ini dengan tidur sampai jam sembilan, mandi dan berangkat kuliah, bus kampus yang mangkal disana siap nganterin gw ke gedung E kampus universitas Andalas, benar saja seketika setelah menduduki “rollercoaster” gw nyampe juga ditujuan, jam sepuluh kurang sepuluh, kepagian gw datangnya, padahal udah mau siang, akhirnya diputuskanlah sebuah pekerjaan yang ditanda tangani antara gw dan jeffry untuk mengambil KHS (kartu hasil studi) untuk diperjelas, ini sebuah result of study last semester, namun apalah daya, hasilnya jelex sekali, jelek memakai x bukan k saking jeleknya. Muncullah disana sebuah huruf yang membuat jiwa manusia tergucang, seperti naik rollercoaster, huruf itu adalah “E”, yang jelas bukan karena hari ini gw kuliah digedung E atau keseringan kuliah dan mangkal di gedung E, tapi ini adalah E beneran, E bukan sebarang E, E terbuat dari besi. Gw kasih lihat nih yang mana nilai yang E.

Sistem Ekonomi Indonesia (B+)

Pengantar metode penelitian social (A-)

Demografi (
E)

Bahasa Inggris II (B+)

Perubahan Sosial (B-)

Sejarah Sosial Politik Indonesia (B+)

Jadi semuanya bagus hanya ada A, B, dan E (tanpa C dengan D rasanya gak nikmat) nikmat, nikmat pala nenek lu.

Dilanjutkan dengan mata kuliah pertama, membosankan, ya apa boleh buat, walaupun bosan nikmatilah! Rasakan dengan hati bahwasanya bosan itu membosankan.

Break sebelum memasuki kuliah kedua, gw ikutan gengnya “trio macan” plus “di3va”, maksudnya setelah makan nasi goreng dengan “di3va” dilanjutkan dengan makan lontong pake mie pake telor, pake kuah kacang dengan “trio macan” sudahlah, memang perut yang dibikin buncit, selanjutnya gak ada penyerahan hadiah atau beasiswa dari cafĂ© FISIP, hehe.

Selang berlalu, dasar-dasar jurnalistik telah dimulai, kuliah dengan ibu amy, ibunya cantik tapi pemarah, pelit kayaknya, yang presentasi hanya menyinggung masalah pemilu dan iklan, padahal dari awal masuk gw dengan seorang “artis” junior Daniel hanya membicarakan seputar ponari (bukan ponarinya diputar-putar atau dilempar-lempar). Tak begitu mengasikkan, dan akhirnya dengan pembukaan dan pemutaran suara khas dari 20th century fox lector mengatakan kata “ponari” dan inilah puncak kebahagiaan kita, masa kejayaan, dan masa dimana manusia tak lagi butuh sampah (siapa juga yang butuh sampah).

Pulang dari kuliah kami menunggangi bus kampus yang sama, pekerjaan jurnalis memang sangat gw inginkan, menyenangkan, jadi kalau kemana-mana di biayakan, mau ke desa dikasih duit, mau ke luar negeri dikasi duit, mau kelondon apalagi, ngomong tentang London nih, katanya klo gw sempat ke London, teman gw hanya bilang “bawain gw oleh-oleh kerupuk ubi” kata kerupuk ubi disini jika dikaji pada linguistic atau berbagai ilmu bahasa, tetap saja gak menarik. Saat akan berpapasan dengan oplet yang biasanya dibawa oleh bapak kos gw, pengen menyapa, tapi hari ini sopirnya beda, ya untung aja gw gak menyapa dengan segala hormat, hai bapak, muah, muah, gw pulang dulu, sampai jumpa, mimpiin gw yah, I love you!!! Gak mungkin kan?????

Dirumah kembali lagi bersama gw dengan teman-teman kos gw tentunya, sore itu Raja datang membawa “laptop” khas anak eksakta. Diduga “laptop” ini merupakan alat jurnalistik, mengapa tidak dapat membuat tulisan (hehe ngarang) dan berpengaruh terhadap rekasi masyarakat jika “laptop” tersebut dilempar kekepala masyarakat, akan menimbulkan reaksi orang marah, dan beberapa aspek kehidupan, contohnya, dari aspek sosiologis akan membuat masyarakat yang berada disekitar merasa terganggu dan membuatnya mengurangi rasa simpati terhadap si punya “laptop” kemudian dari aspek psikologis, akan membuat jiwa penghuni sekitar merasa tak tenang, apalagi saat malam hari, bisa dibayangkan mp3 yang keluar dari output “laptop” tanpa speaker ini. kemudian dari sudut pandang kesehatan, diduga laptop ini membuat sang penulis semakin larut tidurnya (jika dilakukan malam hari) dan dapat membuat pusing kepala, dari sudut pandang politik, dapat membuat kita merasa menang dapat melumpuhkan lawan main (hati jadi busuk), dari sudut pandang olahraga juga bisa, diduga olahraga jari tangan dapat menimbulkan kebugaran tersendiri bagi si pengetik, jangan lupa dari sudut pandang ekonomi, semua pekerjaan mengetik dapat menghasilkan uang, dengan uang dapat mensejahterakan hidup rakyat, kemudian dari pandangan agamis ternyata “laptop” bisa membuat kita masuk neraka jika dilemparkan kepada nenek-nenek yang berjalan memakai tongkat saat menyeberang jalan khatib sulaiman tepat dikepalanya hingga jatuh klepek-klepek, dan berbagai aspek yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu, tugas buat anda, jika kita bekerja mencari berita tentang ponari? Apa saja yang kita dapatkan? Pertanyaan (sumber:gw 2 maret 2009 asal-asalan).

1 Response
  1. Anonim Says:

    gila habis....
    Bsa bkin perut klaperan...
    Dan mulut tekoyak2x...
    he...he...