PJTD Hari 2

pelatihan journalistik tingkat dasar IV hari kedua sangat banyak yang mengesankan, awalnya nasi bungkus yang dibagikan jatuh tak bersisa, jadilah gw gak makan siang hari ini, kasihan memang, hanya ada snack, trus pas mau sholat zuhur hampir kepeleset dikamar mandi waktu mau ambil wudu'. sangat tidak menyenangkan, pemateri awal sih bagi gw kurang mengasikkan, kurang bisa mengungkapkan kedalam teori, memang bang feri sangat ahli dibidang potografer, judulnya foto jurnalistic, atau picture of journalistic. simulasinya membidik beberapa tempat yang bernilai jurnalistik, nah kebetulan gw dapat tempat di asrama mahasiswa, karena datang beramai-ramai, ke asrama cewe pula, jadilah disana anak-anak asrama yang ngintip jadi geer, dalam berpanas panas juga semua merasakan, hanya untuk simulasi picture of journalistik, habis sholat zuhur dan makan-makan (gw nggak) istirahat sebentar, lalu dilanjutkan dengan simulasi journalistik mengangkat kasus dukun cilik Ponari seperti yang di Jombang Jawa timur. jadilah kelompok gw sebagai "SURAT KABAR 13" dengan salah satu wartawan nya gw, yang mewawancarai ibu ponari, yang tak lain tak bukan adalah sebentuk simulasi. setelah diadakan rapat redaksi, selaku pimpinan ada dari anak UNP, dan yang mewawancarai ponari adalah teman lain sewartawan. hehe
tokoh-tokoh disini sangat mirip dengan kasus aslinya, mulai dari ponari hingga ke lingkungan bupati,
jadi yang diwawancara ada:
  1. ponari, selaku tokoh utama,
  2. ibu ponari
  3. bupati
  4. dinas perlindungan anak
  5. dinas kesehatan
  6. masyarakat
nah giliran gw yang meng-interview ibu ponari disinilah banyak yang mengasikkan

tanya: kapan ibu mengetahui bahwa anak ibu mempunyai kemampuan mengobati orang lain?
jawab: saya tidak tahu, yang tahu anak saya,

tanya: siapa yang mengetahui hal ini bisa mendatangkan uang bagi anak ibu?
jawab: yang tahu hanyalah adik ipar saya, dan dia yang mengurus semuanya?

tanya: mengapa adik ipar ibu yang mengurus semunya? kenapa bukan ibu saja?
jawab: karena adik ipar saya bisa dibilang menculik anak saya.

tanya: mengapa ibu tidak laporkan kepada yang berwajib?
jawab: karena ini menyangkut hubunngan keluarga, maka dari itu saya tidak membuat panjang masalah ini.

tanya: sejauh ini apa keinginan ibu terhadap anak ibu?
jawab: yang saya mau hanyalah anak saya kembali sekolah dan pulang.

trus saat wartawan lain dari koran yang lain melakukan wawancara ada yang menanyakan, apakah anak ibu tidak hangus saat disambar petir?
semua ketawa, setelah mendapatkan data, saya berkeliling dulu untuk memantau semua wartawan "surat kabar 13" dengan aksi yang mirip dengan ponari yang asli pemeran ponari dari panitia, berlagak seperti ponari, dengan mecelup2kan batu ajaib nya pada gelas minuman plastik kepada banyak wartawan yang mengambil data. bedanya ponari yang ini sambil main HAPE, smsan, atau mungkin lagi chatting.

simulasi berjalan lancar, waktu tinggal sedikit, wartawan segera mengedit tulisannya, lalu diberikan pada redaksi, sampai disini tugas wartawan selesai, sesegeranya, tulisan tersebut dibuat format berita, tinggal tugas dari reporter, jadilah "surat kabar 13" TIDAK mendapatkan juara. hahaha

menyenangkan sekali, menjadi wartawan, begitu sibuk, kesana sini, gag harus duduk dikursi yang membosankan. travelling....

travelling, inilah intinya (hehehehehe)

sehabis simulasi dan pembacaan berita, lalu dilanjutkan dengan materi menulis populer, dengan narasumber yang hebat tentunya......
0 Responses