Trip to Singapore

memulai lagi trip yang kesekian kalinya, kali ini di salah satu negara termaju di asia, ianya Singapore, Republic of Singapore, secara kenampakan banyak berbeda dengan Kuala Lumpur terutama masalah Bahasa, Mandarin banyak digunakan disini, kembali lagi, English saya kalau untuk bersama native masih bisa dikatakan masih masih sangat rendah, ketika native berbahasa inggris, mungkin bisa dicerna dengan cepat, tapi kalau orang cina atau orang india yang berbahasa inggris. aduh, saya harus minta ia ulang dan ulang lagi.

setelah paginya merepotkan, karena first flight mau gak mau harus early morn check in, tapi gimana lagi. untuk ini saya memang salah, harusnya ada Plan A dan Plan B.

masuk ke Singapore dari Padang, bersama penumpang pesawat lainnya, sampai di Singapore, menggunakan jasa Bandara kelas Internasional Singapore Changi Airport, membuat saya, wah, maklum dari kampung, jauh lebih megah dan mewah dibanding bandara-bandara yang pernah saya kunjungi, untuk duduk saja, tersedia kursi pijit, yang kalau di Padang adanya di Zona Bermain itu yang bayarnya pake koin, bisa sampai 30ribuan. disini disediakan dengan gratis saja.

disamping itu, dibandara ini juga bisa mandi ternyata, kamar mandinya bersih, diluar saja disediakan kursi seperti dipantai untuk berjemur, tapi empuk, bisa nginap juga, kalau ada yang flyover flightnya lumayan lama, boleh nginap disini. tapi jangan keluar imigrasi dulu. wah enaknya. bisa tiduran, wifi aksesnya gila, mungkin udah LTE, ingin rasanya berlama-lama disini.

ada lagi yang lebih asik, air kerannya bisa diminum langsung, di wese pun bisa, waduh, saya geli juga, gak mau ah. ini sudah terstandar dan teruji lebih steril. tapi karena merasa tidak enak, saya akhirnya hanya beli minuman botol saja.

yang asiknya pemirsah, disini gak boleh merokok ditempat umum, saya perhatikan paling awal adalah masalah ini, no smoking, benar-benar tidak ada yang merokok, udaranya segarrr, memanjakan paru-paru bener. dalam MRT gak ada yang merokok, pokoknya semua tempat umum, dan saya melongok ke tempat sampah, gak ada tuh lihat sampat puntung rokok, sudah seperti pemulung saya memperhatikan sedetail mungkin kepatuhan warga negaranya.

juga saya tidak perlu berjalan kaki dari terminal 1 ke terminal lainnya, karena disana disediakan, hmm saya belum tahu namanya, seperti skytrain, tangga berjalan, eskalator atau apalah namanya, tetapi ini bukan tangga, ini datar saja.

ya sudah, sebelum saya mendapatkan pass dari imigrasi singapore, saya belum berani mengatakan saya sudah berada di singapore, maka lanjutlah ke bagian imigrasi, antri dulu, ramai juga, tapi untuk citizen, mereka bisa langsung check masuk disambut dalam pixel board nya, WELCOME HOME. dipadang mana ada kita dilayani begitu. datang, datanglah, pergi, pergilah.

oke, PASSED, imigrasinya bertanya, you have no singapore immigration stamp?
saya jawab juga dengan english, ya salahpun grammar saya tapi mereka mengerti kok.
no, sir, this is the first time for me to visit your country.

lanjutlah, sebenarnya mau langsung beli sim card nya singapore, tapi gak bertemu yang jual, kalau di Padang diobral, kalau disini gak ada yang ngobral. lanjut.

lanjut sajalah si saya menuju stesen MRT didalam tanah, setelah beli EZ Link Card seharga $12, sudah ada duit didalamnya $7 dan $5 untuk biaya cardnya, sebelumnya saya lihat informasi di web, kalau harganya $15, termasuk deposit saat pengambalian. tapi sekarang tak ada lagi, kartu boleh dipake kapanpun, asal ada isinya, hingga batas limit kartu.

nah, kartu ini tak perlu dipegang-pegang, cukup dimasukkan saja kedalam dompet, nah, saat mau masuk stesen MRT tinggal tempelkan saja dompetnya, langsung otomatis saldo berkurang sesuai ongkos, dan pinti terbuka, begitu saja.

karena saya booking hostel via online, dengan jaminan CC entah CC siapa, maka mau tidak mau saya dapat yang murah, dianya di Stesen MRT Aljunied, maka sesampainya disana apa yang saya temui pemirsah? pemiliknya cina, bisanya english sama mandarin, dia berbahasa inggris yang kedengaran oleh saya itu masih bahasa mandarin, wew, orangnya gak bisa senyum, cewek, ya, masih muda lah. marah-marah melulu, tapi yang saya rekam cuman satu, YOUR CREDIT CARD WAS DECLINED, I CAN'T CONTINUE YOUR BOOKING.

memang saya sudah wanti-wanti, karena itu cc dapat dari sesorang yang saya punya kasus mendapatkan uang sejumlah jutaan dolar (ini kisah nyata), setelah saya browse, apakah kejadian ini pernah terjadi sebelumnya. ternyata pernah, jadilah saya cemas bukan kepalang, uang bermilyar-milyar masuk ke rekening kartu mahasiswa saya, tapi membutuhkan validasi dari BI, tepat sekali, siangnya saya di telpon oleh orang Bank Indonesia, di interogasi, saya pikir saya akan ditangkap polisi dan saya sudah pasrah, ternyata orang BI disini posisi nya membela saya, dinasehatin, kalau memang tidak bisa menunjukkan bukti identitas dan sumber dana, dana yang ini akan kami kembalikan lagi ke negara sumebrnya kata orang BI begitu, nanti terlibat sindikat pembobol bank dari luar,

terserahlah, saya bilang, SEBENARNYA SIH KECEWA JUGA, tapi daripada bermasalah, lebih baik ambil jalan lurus. jalan yang sudah diribonding.

kembali ke leptop, si cewe ini membuat saya sakit hati, sudahlah saya sampai disini jam 12 siang waktu singapura, saya bisanya chek in setelah jam 1.30 pm (setelah melakukan re-booking ulang dan akhirnya di charge $14, langsung lah saya menunggu dengan sabar, saya minta kode wifinya, sambil menunggu sekitar satu jam lagi, tapi si cewe pemarah ini bilang, you can't get anything before check in, dafug. okay, I'll wait saya bilang, fine.

disini saya tidak bisa memainkan kamera, gadget penduduk disini yang populer adalah smartphone, iPhone dan Android, samsung, hanya beberapa orang saja yang saya lihat membawa iPad atau tablet jenis lainnya. berbeda dengan di Kuala Lumpur yang rata-rata memakai iPad. oke, saya juga tidak berminat berpoto-poto, lagian masa poto narsis sendiri. saya melakukan perjalanan Independen, hanya untuk konsumsi pribadi, kalau ada yang minta review dalam sharing boleh saja.

oke, selanjutnya setelah check in, saya meletakkan tas, dan langsung berputar-putar dengan MRT, tapi sayangnya pemirsah, hari hujan lebat, saya masih penasaran tuh, singa putih, Marina Bay Sands, dan lain sebagainya.

ya sudahlah, besok saya akan berangkat ke Johor Bahru, via Woodlands dari Kranji-Singapore. tadi sudah lihat busnya dengan Causeway Link.

teringat sudah untuk membeli sim card, langsung saya beli di stesen Kranji seharga $12, semuanya serba elektronik, registrasinya dengan passport, sekali scan langsung ada data saya kapan saya masuk singapore, via mana dan segala-galanya langsung masuk kedalam form, OTOMATIS, pemirsah.

waduh saya pikir $12 itu setara Rp. 96.000, kalau di indonesia sudah dapar sekotak kartu perdana. tapi disini terbilang murah, enaknya lagi, pulsanya $14 dan tiap beli kartu perdananya, dapat shampo rejoice. saya heran apa hubungannya kartu sim sama sampo rambut. menelpon dengan keramas.

okelah, jadi beli $12 dapat $14 plus shampo wangi. sebotol. wah senangnya.. lanjut menuju stesen aljunied, karena hujan saya memutuskan untuk tidak kemana-mana, takut atit pemirsah. biarlah, kalau besok ke KL, dan pas pulang balik ke singapore tidak bisa singgah ke Orchard, ya, mungkin di lain kesempatan.

ternyata saldo EZ Link Card sudah sedikit, terpaksa isi lagi, pas awal saya coba masukkan $2 ternyata minimal pengisian $10, jadilah saya heran, kenapa saldo tidak bertambah $2, ternyata ada receiptnya, amount will not added, dan struk di mesin itu bisa langsung ditukarkan di konter terdekat, langsung saya berikan, woala, langsung diberi $2, tapi recehan, tak mengapa.

lalu saya isi lagi di mesinnya $10 dan berhasil. lanjut jalan menuju Aljunied lagi, rencana mau ke Marina Bay sands malam-malam, tapi malas, kaki pegal, mata ngantuk, dingin. bobo ah.

teringatlah untuk menuliskan kisah ini, lalu saya mencoba untuk terhubung ke internet, membuka catatan tulisan saya yang entah berantah ini, dan mulai menulis kronologis perjalanan ke Singapura versi gembel, dan tentunya Independent, bebas dari halau halauan agen, seperti itik yang dihalau-halau. no thanks. I prefer travel by my own, sesat sesatlah.


nah, inilah dia sedikit yang bisa saya ceritakan, memang, sih, No Pict = Hoax, tapi buktinya ada di passport, stamp. tambahan koleksi stempel lagi. ya walaupun masih dekat-dekat jalan-jalannya, tapi untuk itu saya sendiri berikan applause lah. walaupun orang sinis hm apaan tuh, baru ke singapura. ya bagi saya ini the passion of travel.



plan hari besok menuju malaysia, ke Johor Bahru, turun di larkin, lanjut bus ke Melaka, dari melaka lanjut ke KL, di KL sudah janjian bersama seorang dara berdarah pinoy yang kalau kemungkinan nya jadi bertemu dan jalan-jalan. ya bolehlah, daripada mono kan. kalau sempat uang Baht juga sudah ada seribu baht. kalau waktu dan keadaan memungkinkan, lanjut saya ke Hat Yai, kota di Thailand terdekat dengan malaysia, kalau sudah disini, saya juuga akan lanjut ke Surat Thani.

semoga saja... saya mau mengerjakan perbaikan dulu malam ini.
0 Responses